Selasa, 03 Mei 2016

Pancasila

BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Pancasila
Kedudukan dan fungsi pancasila bilamana kita kaji secara ilmiah memiliki pengertian yang luas, baik dalam kedudukan sebagai dasar negara, sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai ideology bangsa dan negrara, sebagai kepribadian bangsa bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai macam terminology yang harus kita deskripsikan secara objektif.
Oleh karena itu, untuk memahami pancasila secara kronologis baik menyangkut rumusannya maupun peristilahnnya maka pengertian pancasila tersebut meliputi lingkup pengertian sebagai berikut :

Senin, 02 Mei 2016

Manajemen Perpustakaan


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengetian
Struktur organisasi adalah wadah pengoordinasian, maka struktur organisasi perpustakaan sekolah mampu menunjukkan hubungan antara pejabat dan bidang kerja yang satu dengan yang lainnya, sehingga jelas kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing. Pengertian organisasi telah di definisikan banyak orang, antara lain Padmo Wahyono dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia Vol.11, yang menyatakan bahwa organisasi adalah suatu kerja sama berdasarkan suatu pembagian kerja yang tetaap. Sementara itu, James D. Rooney sebagaimana dikutip Manullang dalam Lasa, mengungkapkan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Dari beberapa pendapat, dapat dipahami bahwa dalam organisasi terdapat tiga komponen yang harus ada agar perjalanan organisasi lebih baik, yaitu kelompok orang, kerja sama yang harmonis, serta pembagian hak, kewajiban, dan tanggung jawab. Proses pengorganisasian suatu perpustakaan akan berjalan dengan baik apabila memiliki sumber daya, sumber dana, prosedur, koordinasi, dan pengarahan pada langkah-langkah tertentu. Koordinasi di sini maknanya adlah proses pengintegrasian tujuan-tujuan pada satuan-satuan yang terpisah dalam suatu lembaga untuk mencapai tujuan lembaga atau perpustakaan secara efisien.

Minggu, 01 Mei 2016

Penghapusan Sarana dan Prasarana Sekolah



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian dan Tujuan Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan
              Menurut Bafadal (2014:62) Secara definitif, penghapusan perlengkapan adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik lembaga (bisa juga sebagai milik negara) dari daftar inventaris dengan cara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai salah satu aktivitas dalam pengelolaan perlengkapan pendidikan di sekolah.
Secara lebih operasional penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris, kerena sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak  berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan bertujuan untuk:
1.      Mencegah atau membatasi kerugian yang lebih besar sebagai akibat pengeluaran dana untuk pemeliharaan atau perbaikan perlengkapan yang rusak;
2.      Mencegah terjadinya pemborosan biaya pengamanan perlengkapan yang tidak berguna lagi;
3.      Membebaskan lembaga dari tanggung jawab pemeliharaan dan pengamanan;
4.      Meringankan beban inventarisasi
Kepala sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan penghapusan terhadap perlengkapan pendidikan (Sarana dan Prasarana) di sekolah. Namun, perlengkapan yang akan dihapus harus memenuhi syarat-syarat penghapusan.
Menurut SMAN 1 Malang  tujuan-tujuan utama dari penghapusan sarana dan prasrana tersebut adalah :
1.      Meminimalisir atau membatasi kerugian yang lebih besar
2.      Meminimalisir terjadinya pemborosan dalam biaya oprasional sekolah
3.      Membebaskan atau melepaskan lembaga dari tanggung jawab pengamanan
4.      Meringankan beban inventarisasi.

Jumat, 29 April 2016

Orientasi Peserta Didik

BAB  II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Orientasi Peserta Didik
Ali Imron (2011:73) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan orientasi peserta didik adalah perkenalan, perkenalan ini meliputi perkenalan lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah. Lingkungan fisik sekolah meliputi prasarana dan sarana sekolah seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tempat bermain di sekolah, lapangan olah raga, gedung dan perlengkapan sekolah, serta fasilitas-fasilitas lainnya yang disediakan di sekolah. Sedangkan lingkungan sosial sekolah, meliputi kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan selain guru, teman sebaya seangkatan, dan peserta didik senior di sekolah.

Selasa, 26 April 2016

Teknik-Tenik Hubungan Masyarakat




A.      Pengertian Teknik Hubungan Lembaga Masyarakat Pendidikan dan Masyarakat
Teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan pengertian anggota masyarakat tentang kebutuhan pendidikan serta untuk mendorong minat dan kerjasama para anggota masyarakat dalam rangka memperbaiki sekolah Purwanto dalam Benty dan Gunawan (2015:87). Tanpa bantuan dari masyarakat sebuah lembaga pendidikan tidak dapat berfungsi dengan baik dan tanpa adanya program yang baik maka sebuah lembaga pendidikan akan gagal mencapai tujuannya. Oleh sebab itu penggunaan teknik-teknik dalam menjalin hubungan yang baik antara lebaga pendidikan dan masyarakat sangatlah diperlukan bukan hanya untuk kepentingan lembaga pandidikan itu sendiri melaikan juga akan berguna untuk masyarakat.

B.     Tujuan Penggunaan Teknik-Teknik Hubungan Lembaga Pendidikan dan Masyarakat
            Maisyaroh dalam Benty dan Gunawan (2015: 88) menyatakan bahwa masyarakat perlu membantu penyelenggaraan pendidikan agar kualitas pertumbuhan dan perkembangan pendidikan dapat dipacu secara cepat dan akhirnya menghasilkan kualitas kehidupan masyarakat dapat meningkat. Elsbreedalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (dalam Benty dan Gunawan 2015: 88) mengemukankan beberapa tujuan teknik hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat, yaitu: (1) meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, yang di dalamnya masyarakat demokratis, seyogyanya dapat menjadikan dirinya sebgai pelopor dan pusat pengembangan bagi perubahan masyarakat di semua bidang kehidupan masyarakat; (2) mengembangkan antusiasme/semangat saling membantu anatara sekolah dan masyarakat demi kemajuan kedua belah pihak; (3) meningkatkan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik; (4) berperan dalam memahami kebutuhan-kebutuhan masyarakat; (5) mengembangkan program-program sekolah kearah yang lebih maju; dan (6) mempu menumbuhkan kreativitas serta dinamika kedua belah pihak, sehingga hubungan antara kedua belah pihak bisa menjadi lebih aktif dan dinamis.

Minggu, 13 Maret 2016

Teknik Evaluasi Non Tes

A.      TEKNIK NON TES
Menurut Budi W.B dan Sunarni (2009:20-21) mengatakan bahawa Teknik non tes adalah teknik evaluasi yang menggunakan alat dan atau instrument non tes dalam mengumpulkan data, seperti pbservasi, wawancara, kuesioner, inventori, skala sikap, cek, dan sejenisnya. Ditinjau dari cara atau metode pengambilan datanya, bisa dibedakan atas teknik pengamatan (observation), wawancarra (interview), angket (questionnaire)  dan analisis dokumen(documentary analysis). Ditinjau dari instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data, ada berbagai macam, antara lain lembar pengamatan (observation form), lembar interview (interview form), angket atau kuesioner (questionnaire), catatan anekdot (anecdotal record)¸daftar riwayat hidup , instrument sosiometri (sociometry), skala penilaian (rating scale), dan daftar cek (check list).
Dalam melaksanakan suatu teknik, bisa menggunakan beberapa alternative instrument pengumpulan data. Yang penting sasaran data yang diinginkan bisa diperoleh. Berhubung, luasnya pembahasan mengenai teknik non tes, berikut ini hanya akan dibahas lima jenis teknik , yaitu obsercasi, wawancara, kueesioner, analisis dokumen, dan sosiometri.

1.      Observasi
Observasi adalah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku siswa dalam situaso tertentu. Melalui observasi, guru dapat mengamati. Mendiskripsikan atau mengevaluasi:
a.       Performansi siswa (pupil’s performance), misalnya kemampuan memberikan laporan secara langsung atau melakukan berbagai kegiatan keterampilan.
b.      Melakukan suatu proses kegiatan dalam prosedur belajar (use of a procedur or process) , misalnya menggunakan mikroskup atau menjalankan mesin.
c.       Hasil belajar (product), misalnya karya seni atau hasil proyek kegiatan ilmiah.
d.      Hubungan sosial dan gaya belajar (social relation learning style), misalnya interaksi dengan teman, cara memecahkan masalah, kebiasaan kerja, atau gaya partisipasi dalam kegiatan di kelas (Nitko dalam Budi dan Sunarni 2009).
Jenis observasi yang dilakukan bisa menggunakan observasi partisipasi (participastion observation), atau observasi  non partisipasi (nonparticipation observation). Observasi partisipasi dilakukan bila observer terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan. Obsrevasi non partisipasi dilakukan bila observer bersifat pasif atau mengamati dari luar kegiatan. Alat atau instrument observasi yang digunakan bisa berupa daftar cek(checklist), skala penilaian(rating scale), catatan anekdot (anecdatol record), rekaman perilaku (behavior tallies), atau bagan partispasi (participation charts). Contoh lembar observasi adalah sebagai berikut:
Nama Siswa       :
Hari/Tgl/Jam      :
Tempat               :
No
Aspek Yang Diobservasi
Penilaian
SL
SR
KD
TP
1
Mengajukan pertanyaan




2
Menjawab pertanyaan




3
Partisipasi dalam diskusi




4
Mengerjakan tugas




5
Dsb




Keterangan:
SL: Selalu,   SR : Seringkali,      KD: Kadang-kadang,   TP: Tidak
2.      Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam evaluasi untuk mendapatkan informasi tentang peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan. Secara umum, ada dua jenis wawancara yang dapat digunakan sebagai teknik pengumpulan data dalam evaluasi pembelajaran, yaitu wawancara terstruktur (structured interview) dan wawancara tidak terstruktur (unstructured interview). Wawancara terstruktur disebur juga dengab istilah wawancara terpimpin (guided interview), atau wawancara sistematis(systematic interview). Sedangkan wawancara tidak terstruktur disebut juga dengan istilah wawancara tidak terpimpin (un-uided interview) atau wawancara tidak sistematis (non-uided interview).

Wawancara sangat tepat untuk mengungkapkan aspek pribadi siswa, cita-cita siswa atau data lain yang diperlukan dari siswa. Kelebihan wawancara adalah dapat melakukan kontak langsung dengan siswa, sehingga dapat diperoleh hasil penilaian yang lebih lengkap dan mendalam. Kelemahannya kurang efisien, menuntut penguasaan komunikasi pendidik secara baik, dan sulit menghilangkan unsure subyektifitas. Untuk bisa memperoleh hasil wawancara yang baik, perlu dilakukan pencatatan secara baik pula. Billa dimungkinkan, bisa dilengkapi dengan alat bantu berupa alat perekam suara (tape recorder). 

Rabu, 02 Maret 2016

Rendahnya Penulisan Karya Ilmiah


contoh makalah karya tulis ilmiah untuk ujian dinas penyesuaian ijazah ...

Rendahnya Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa di Indonesia

Fenomena rendahnya penulisan karya ilmiah Perguruan Tinggi di Indonesia begitu terlihat. Perguruan Tinggi di Indonesia tidak pernah bersaing menduduki tingkat tinggi dalam penulisan karya ilmiah. Tidak pernah penulisan karya ilmiah di Indonesia menjadi rujukan oleh asing atau dunia Internasional.
Perguruan Tinggi Indonesia ternamapun belum bisa meraih tingkat tinggi dunia internasional. Bahkan Indonesia kalah bersaing dengan negara  tetangga, seperti Malaysia dan Singapura "read more". 

Jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia sangat banyak, terdiri dari Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta. Sebagian mahasiswa menganggap menulis karya ilmiah sangat membosankan dan membingungkan. Mahasiswa lebih senang browsing dan mencopy hasil dari internet itu. Padahal mereka tau mengcopy hasil orang dan mengaku-ngaku hasil orang tidak diperbolehkan (plagiat), tetapi itu semua masih dilakukan mahasiswa Indonesia.
Salah satu alasan mahasiswa Indonesia rendah dalam penulisan karya ilmiah adalah mereka cenderung kurang minat atau malas untuk membaca dan kurangnya wawasan yang mereka miliki dalam pengetahuan. Mahasiswa kurang termotivasi untuk membaca dan menulis sehingga mereka susah untuk menulis karya ilmiah. Jika kita menerapkan kebiasaan membaca setiap hari maka pengetahuan yang kita miliki juga akan bertambah sehingga kita akan mudah untuk menulis karya ilmiah.

Kebiasaan membaca sejak dini bisa menjadi salah satu cara meningkatkan kualitas kita membaca saat kita dewasa. Mungkin jika dari kecil kita dibiasakan untuk membaca, maka saat dewasa kita juga akan suka membaca. Dan dari situlah mungkin kita juga bisa bersaing seperti negara lain dalam hal penulisan karya ilmiah.
 Zaman semakin maju dan tekhnologi juga semakin canggih. Jika kita tidak memiliki buku untuk menambah ilmu ,kini kita dapat mencari dan membacanya di internet. Penggunaan internet juga bisa membantu kita dalam mencari referensi untuk menambah dan memperluas wawasan pengetahuan kita. Banyak diantara kita yang tidak memanfaatkan dan menggunakan internet sebagai media pembelajaran, melainkan menggunakannya sebagai media sosial seperti facebook, twitter, yahoo messager, friendster, instagram dan path. Sebagian dari mereka mungkin memang tidak peduli untuk menambah pengetahuan mereka dari internet sehingga mereka lebih memilih internet untuk berbagi aktifitas di media sosial.
Fasilitas perpustakaan di kampus juga bisa menunjang mahasiswa untuk lebih suka membaca. Banyak fasilitas seperti internet gratis, wifi, dan berbagai macam buku yang disediakan diperpustakaan juga tidak digunakan semaksimal mungkin oleh mahasiswa. Mahasiswa lebih senang menghabiskan waktu di perpustakaan dengan facebook, twitter, yahoo messager daripada menggunakan fasilitas perpustakaan untuk membaca e-jurnal atau pengetahuan diinternet. Sesering mungkin mahasiswa mengunjungi perpustakaan dan memanfaatkan fasilitas yang ada agar menambah pengetahuan.
Untuk bisa menumbuhkan keinginan menulis karya ilmiah, kita harus mempunyai motivasi dan keinginan tinggi dari dalam diri kita sendiri. Banyak sisi positif yang kita dapat dari membaca dan menulis. Selain itu, kita harus berfikir bahwa dengan membaca dan menulis karya ilmiah maka pengetahuan kita akan bertambah .

Pemerintah mengabaikan hasil karya ilmiah Indonesia, bahkan banyak mahasiswa Indonesia yang kuliah di negaranya sendiri setelah lulus mereka melanjutkan atau bekerja di negara lain yang gajinya lumayan besar dibanding gaji di Indonesia. Dengan dana yang begitu rendah akan sulit  mengairahkan semangat untuk berkarya. Padahal kita berharap bisa menjadi negara maju, negara yang bersaing ditingkat internasional dengan kualitas masyarakat yang tinggi.