A.
TEKNIK
NON TES
Menurut Budi W.B dan Sunarni (2009:20-21) mengatakan
bahawa Teknik non tes adalah teknik evaluasi yang menggunakan alat dan atau
instrument non tes dalam mengumpulkan data, seperti pbservasi, wawancara,
kuesioner, inventori, skala sikap, cek, dan sejenisnya. Ditinjau dari cara atau
metode pengambilan datanya, bisa dibedakan atas teknik pengamatan (observation), wawancarra (interview), angket (questionnaire) dan analisis
dokumen(documentary analysis). Ditinjau
dari instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data, ada berbagai macam,
antara lain lembar pengamatan (observation
form), lembar interview (interview
form), angket atau kuesioner (questionnaire),
catatan anekdot (anecdotal record)¸daftar
riwayat hidup , instrument sosiometri (sociometry),
skala penilaian (rating scale), dan
daftar cek (check list).
Dalam
melaksanakan suatu teknik, bisa menggunakan beberapa alternative instrument
pengumpulan data. Yang penting sasaran data yang diinginkan bisa diperoleh.
Berhubung, luasnya pembahasan mengenai teknik non tes, berikut ini hanya akan
dibahas lima jenis teknik , yaitu obsercasi, wawancara, kueesioner, analisis
dokumen, dan sosiometri.
1. Observasi
Observasi
adalah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran
untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku siswa dalam situaso
tertentu. Melalui observasi, guru dapat mengamati. Mendiskripsikan atau
mengevaluasi:
a. Performansi
siswa (pupil’s performance), misalnya
kemampuan memberikan laporan secara langsung atau melakukan berbagai kegiatan
keterampilan.
b. Melakukan
suatu proses kegiatan dalam prosedur belajar (use of a procedur or process) , misalnya menggunakan mikroskup atau
menjalankan mesin.
c. Hasil
belajar (product), misalnya karya
seni atau hasil proyek kegiatan ilmiah.
d. Hubungan
sosial dan gaya belajar (social relation
learning style), misalnya interaksi dengan teman, cara memecahkan masalah,
kebiasaan kerja, atau gaya partisipasi dalam kegiatan di kelas (Nitko dalam
Budi dan Sunarni 2009).
Jenis
observasi yang dilakukan bisa menggunakan observasi partisipasi (participastion observation), atau
observasi non partisipasi (nonparticipation observation). Observasi
partisipasi dilakukan bila observer terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan.
Obsrevasi non partisipasi dilakukan bila observer bersifat pasif atau mengamati
dari luar kegiatan. Alat atau instrument observasi yang digunakan bisa berupa
daftar cek(checklist), skala
penilaian(rating scale), catatan
anekdot (anecdatol record), rekaman
perilaku (behavior tallies), atau
bagan partispasi (participation charts).
Contoh lembar observasi adalah sebagai berikut:
Nama
Siswa :
Hari/Tgl/Jam :
Tempat :
No
|
Aspek Yang
Diobservasi
|
Penilaian
|
|||
SL
|
SR
|
KD
|
TP
|
||
1
|
Mengajukan pertanyaan
|
|
|
|
|
2
|
Menjawab pertanyaan
|
|
|
|
|
3
|
Partisipasi dalam diskusi
|
|
|
|
|
4
|
Mengerjakan tugas
|
|
|
|
|
5
|
Dsb
|
|
|
|
|
Keterangan:
SL:
Selalu, SR : Seringkali, KD:
Kadang-kadang, TP: Tidak
2. Wawancara
Wawancara
adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam evaluasi untuk mendapatkan
informasi tentang peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
secara lisan. Secara umum, ada dua jenis wawancara yang dapat digunakan sebagai
teknik pengumpulan data dalam evaluasi pembelajaran, yaitu wawancara
terstruktur (structured interview) dan
wawancara tidak terstruktur (unstructured
interview). Wawancara terstruktur disebur juga dengab istilah wawancara
terpimpin (guided interview), atau
wawancara sistematis(systematic
interview). Sedangkan wawancara tidak terstruktur disebut juga dengan
istilah wawancara tidak terpimpin (un-uided
interview) atau wawancara tidak sistematis (non-uided interview).
Wawancara
sangat tepat untuk mengungkapkan aspek pribadi siswa, cita-cita siswa atau data
lain yang diperlukan dari siswa. Kelebihan wawancara adalah dapat melakukan
kontak langsung dengan siswa, sehingga dapat diperoleh hasil penilaian yang
lebih lengkap dan mendalam. Kelemahannya kurang efisien, menuntut penguasaan
komunikasi pendidik secara baik, dan sulit menghilangkan unsure subyektifitas.
Untuk bisa memperoleh hasil wawancara yang baik, perlu dilakukan pencatatan
secara baik pula. Billa dimungkinkan, bisa dilengkapi dengan alat bantu berupa
alat perekam suara (tape recorder).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar