Rabu, 02 Maret 2016

Pengantar Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk hidup yang merupakan makhluk sosial, manusia tidak pernah dapat hidup sendiri. Manusia hidup dengan membentuk kelompok hidup terdiri dari sejumlah anggota guna menjamin baik keselamatan, perkembangan maupun keturunan. Dalam kehidupan berkelompok itu, manusia harus mengembangkan ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban masing- masing individu sebagai anggota demi ketertiban pergaulan sosial mereka, Ketentuan-ketentuan itu biasanya berupa perangkat nilai, norma sosial maupun pandangan hidup yang terpadu dalam sistem budaya yang berfungsi sebagai rujukan hidup para pendukungnya. Rujukan itu, melebihi proses belajar, diwariskan kepada generasi penerus yang akan melestarikannya.
Manusia memiliki potensi yang harus digunakan semaksimal mungkin sebagai bekal dalam menjalani hidupnya. Untuk memaksimalkan semua potensi yang dimiliki oleh kita sebagai manusia, tentunya harus ada sesuatu yang mengarahkan dan membimbingnya, supaya berjalan dan terarah sesuai dengan apa yang diharapkan. Mengingat begitu besar dan berharganya potensi yang dimiliki manusia, maka manusia harus dibekali dengan pendidikan yang cukup sejak dini. Dilain pihak manusia juga memiliki kemampuan dan diberikan akal pikiran yang berbeda dengan makhluk yang lain. Sedangkan pendidikan itu adalah usaha yang disengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan manusia.
Secara sosiologi pendidikan adalah sebuah warisan budaya dari generasi ke generasi, agar kehidupan masyarakat berkelanjutan dan identitas masyarakat itu tetap terpelihara. Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari. Pada kenyataannya, masyarakat mengalami perubahan sosial yang begitu cepat, maju dan memperlihatkan gejala desintegratif yang meliputi berbagai sendi kehidupan dan menjadi masalah, salah satunya dirasakan dalam dunia pendidikan. Tidak hanya perubahan sosial, budaya pun berpengaruh besar dalam dunia pendidikan akibat pergeseran paradigma pendidikan yaitu cara mengubah hidup, berkomunikasi, berpikir dan cara mencapai kesejahteraan. Dengan mengetahui begitu pesatnya arus perkembangan dunia diharapkan dunia pendidikan dapat memberikan respon secara baik dan bijak.


1.2  RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang makalah didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
1.    Apa yang dimaksud dengan landasan sosial budaya?
2.    Bagaimana fungsi sosiologi terhadap pendidikan?
3.    Bagaimana hubungan antara kebudayaan dan pendidikan?
4.    Bagaimana hubungan antara masyarakat dan sekolah?      
5.    Bagaimana hubungan antara masyarakat Indonesia dan pendidikan?

1.3  TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Dari beberapa rumusan masalah maka didapatkan tujuan penulisan makalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui pengertian dari landasan sosial budaya.
2.    Untuk mengetahui fungsi sosiologi terhadap pendidikan.
3.    Untuk mengetahui hubungan antara kebudayaan dan pendidikan.
4.    Untuk mengetahui hubungan antara masyarakat dan sekolah.
5.    Untuk mengetahui hubungan antara masyarakat Indonesia dan pendidikan.
        
                                                                                                   


6.     
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 LANDASAN SOSIAL BUDAYA
Sosial budaya adalah struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Landasan sosial budaya, mengacu pada hubungan antar individu, antar masyarakat dan individu secara alami, artinya aspek yang telah ada sejak manusia dilahirkan. Seorang individu pada dasarnya merupakan produk lingkungan sosial-budaya dimana ia hidup. Sejak lahirnya, ia sudah dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola perilaku sejalan dengan tuntutan sosial-budaya yang ada di sekitarnya. Kegagalan dalam memenuhi tuntutan sosial-budaya dapat mengakibatkan tersingkir dari lingkungannya. Lingkungan sosial-budaya yang melatarbelakangi dan melingkupi individu berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan pula dalam proses pembentukan perilaku dan kepribadian individu yang bersangkutan. Apabila perbedaan dalam sosial-budaya ini tidak dijembatani, maka tidak mustahil akan timbul konflik internal maupun eksternal, yang pada akhirnya dapat menghambat terhadap proses perkembangan pribadi dan perilaku individu yang besangkutan dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya. Kegagalan dalam memenuhi tuntutan sosial-budaya dapat mengakibatkan tersingkir dari lingkungannya. Landasan sosial budaya menunjukkan pentingnya gambaran aspek-aspek sosial budaya yang mewarnai kehidupan seseorang. Aspek sosial budaya inilah yang membentuk individu selain faktor pembawaan, tepatlah jika landasan ini menjadi bahan pertimbangan dalam memberikan pelayanan bimbingan konseling.

2.2 SOSIOLOGI DAN PENDIDIKAN
Sosiologi adalah  ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Di dalam proses sosial selalu terjadi interaksi sosial. Interaksi dan proses sosial didasari oleh faktor-faktor berikut : imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.
Sosilogi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.    Empiris, adalah ciri utama sosiologi sebagai ilmu.
b.    Teoretis, adalah peningkatan fase penciptaan tadi yang menjadi salah satu bentuk budaya yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan pada generasi muda.
c.    Komulatif, sebagai akibat dari penciptaan terus-menerus sebagai konsekuensi dari terjadinya perubahan di masyarakat, yang membuat teori-teori itu akan berkomulasi mengarah kepada teori yang lebih baik.
d.    Nonetis, karena teori itu menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta individu-individu di dalamnya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.
Sekolah-sekolah harus memperhatikan pengembangan nilai-nilai ini pada anak-anak di sekolah. Wuradji mengatakan sekolah sebagai kontrol sosial, yaitu untuk memperbaiki kebiasaan-kebiasaan jelek pada anak-anak kala di rumah maupun di masyarakat dan sekolah sebagai pengubah sosial, yaitu untuk menyeleksi nilai-nilai, menghasilkan warga negara yang baik, dan menciptakan ilmu serta teknologi baru.
Sosiologi pendidikan meliputi interaksi guru-siswa, dinamika kelompok di kelas dan di organisasi intra sekolah, struktur dan fungsi sistem pendidikan, dan sistem-sistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan.
Ada dua teori yang dipakai untuk meningkatkan produktifitas kelompok sosial, yaitu:
1)    Teori struktural fungsional, memanfaatkan struktur dan fungsi untuk meningkatkan produktivitas kelompok.
2)    Teori konflik, menggunakan prinsip-prinsip pemaksaan dalam melakukan perbaikan atau perubahan kelompok sosial.
2.3 KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN
Kata “kebudayaan” berasal dari bahasa Sansekerta : Buddhayah yang merupakan bentuk jamak kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. Adapun istilah “culture”  yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan berasal dari dari kata latin colere, artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Kebudayaan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu kebudayaan umum, misalnya kebudayaan Indonesia, kebudayaan daerah, misalnya kebudayaan Jawa, Bali, Sunda, Nusa Tenggara Timur dan sebagainya dan kebudayaan popular, yaitu  suatu  kebudayaan yang masa berlakunya rata-rata lebih pendek daripada kedua macam kebudayaan terdahulu.
Fungsi kebudayaan dalam kehidupan manusia adalah penerus keturunan dan pengasuh anak, pengembangan kehidupan berekonomi, transmisi budaya, meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha esa, pengendalian sosial, rekreasi. Perubahan kebudayaan disebabkan oleh originasi atau penemuan-penemuan baru, difusi atau percampuran budaya baru dengan budaya lama, reinterpretasi atau modifikasi kebudayaan agar sesuai dengan keadaan zaman.

2.4 MASYARAKAT DAN SEKOLAH
Manfaat pendidikan bagi masyarakat adalah untuk meningkatkan peranan mereka sebagai warga masyarakat, baik yang berkaitan dengan kewajiban maupun dengan hak mereka. Dalam rangka pendidikan seumur hidup misalnya, warga belajar bisa belajar tentang apa saja sesuai dengan minat dan bakat mereka, sehingga pemahaman, keterampilan tertentu, dan sikap mereka semakin meningkat. Hal ini membuat mereka merasa semakin mantap sebagai warga negara.
Manfaat sekolah atau pendidikan bagi masyarakat diantaranya:
1)  Pendidikan sebagai transmisi budaya pelestari budaya
2)  Sekolah sebagai pusat budaya bagi masyarakat sekitarnya
3)  Sekolah mengembangkan kepribadian anak di samping oleh keluarga anak itu sendiri
4)  Pendidikan membuat orang menjadi warga Negara yang baik, tahu akan kewajiban dan hak nya
5)  Pendidikan meningkatkan integrasi sosial atau kemampuan bermasyarakat
6)  Pendidikan meningkatkan kemampuan menganalisis secara kritis, melalui pelajaran ilmu, teknologi, dan kesenian
7)  Sekolah meningkatkan alat control sosial dengan member pendidikan agama dan budi pekerti
8)  Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial
9)  Pendidikan adalah sebagai perubah sosial melalui kebudayaan-kebudayaan yang baru
10)   Pendidikan berfungsi sebagai seleksi dan alokasi tenaga kerja
11)   Pendidikan dapat memodifikasi hierarki ekonomi masyarakat
Hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat karena saling membutuhkan satu dengan yang lain, membuat kemungkinan terbentuknya badan kerja sama yang relatif lama. Badan kerja sama ini yang anggota-anggotanya adalah wakil-wakil oarang tua siswa, para tokoh masyarakat, dan beberapa guru bertugas membantu mensukseskan misi pendidikan. Pada masa sekarang badan ini banyak berkecimpung dalam perencanaan dan pelaksanaan kurikulum muatan lokal, di samping mengurusi dukungan-dukungan masyarakat terhadap sekolah seperti telah diuraikan di atas.
Berdasarkan uaraian di atas, dapatlah kita sarikan penjelasan masyarakat dan sekolah ini sebagai berikut:
1)     Sekolah tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
2)     Sekolah bermanfaat bagi kemajuan budaya masyarakat, khususnya pendidikan anak-anak.
3)     Masyarakat memberi sejumlah dukungan kepada sekolah.
4)     Perlu ada badan kerja sama antara sekolah dengan masyarakat dalam mensukseskan pendidikan.

2.5 MASYARAKAT INDONESIA DAN PENDIDIKAN
Sebagian besar masyarakat Indonesia sekarang sudah sadar akan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan hidup dan kehidupan, asumsi mereka adalah makin tinggi ijazah yang dapat diraih makin cepat dapat pekerjaan serta makin besar gaji yang diterima.
Tidak banyak yang menyadari (bahkan oleh pendidik sekalipun) bahwa kebudayaan termasuk pendidikan di masyarakat, adalah sarana/wadah yang penting dalam  proses pembelajaran untuk mengembangkan anak secara wajar , akibatnya perlu dilakukannya sejumlah pembenahan, antara lain :
1)    Kerjasama orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam memperbaiki pendidikan perlu ditingkatkan.
2)    Pendidikan nonformal dan  pendidikan informal, harus ditangani secara serius, paling sedikit sama intensitasnya dengan penanganan pendidikan jalur formal.
3)    Kebudayaan, terutama tayangan televisi, yang paling banyak pengaruhnya terhadap perkembangan anak dan remaja, perlu ditangani dengan baik agar tidak berdampak negatif.
4)    Kebudayaan-kebudayaan negatif yang lain perlu dihilangkan dengan berbagai cara.
Selanjutnya untuk membuat anak menjadi mandiri dan berkompetensi, yang sebetulnya juga merupakan cita-cita pendidikan yang telah digariskan, merupakan persoalan metodologi belajar dan mengajar. Bila dalam belajar mereka sering atau selalu dihadapkan pada masalah yang nyata terjadi di masyarakat dan diberi kesempatan untuk memecahkannya, tentu tujuan itu lama-lama akan tercapai. Untuk itu, dalam  masa transisi ini kalau pendidikan akan direorganisasi, perlu :
1)    Memasukkan materi pelajaran yang diambil dari keadaan nyata di masyarakat atau keluarga.
2)    Metode belajar yang mengaktifkan siswa baik individual maupun kelompok.
3)    Beberapa kali mengadakan survei di masyarakat tentang berbagai kebudayaan.
4)    Ikut memecahkan masalah masyarakat dan keluarga.
5)    Memberi kesempatan berinovasi atau kreatif menciptakan sesuatu yang baru yang lebih baik tentang hidup dan kehidupan.







BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Sosial budaya adalah struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Landasan sosial budaya, mengacu pada hubungan antar individu, antar masyarakat dan individu secara alami, artinya aspek yang telah ada sejak manusia dilahirkan. Sosiologi adalah  ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat karena saling membutuhkan satu dengan yang lain, membuat kemungkinan terbentuknya badan kerja sama yang relatif lama. Sebagian besar masyarakat Indonesia sekarang sudah sadar akan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan hidup dan kehidupan, asumsi mereka adalah makin tinggi ijazah yang dapat diraih makin cepat dapat pekerjaan serta makin besar gaji yang diterima.




DAFTAR PUSTAKA

Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia Jakarta : Rineka Cipta.
Uus Hermawan Heris, A. Nurhamzah, 2008.  Landasan Pendidikan, Bandung : CV. Insan Mandiri

Triwiyanto, T. 2014. zPengantar Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar