BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia
adalah makhluk hidup yang merupakan makhluk sosial, manusia tidak pernah
dapat hidup sendiri. Manusia hidup
dengan membentuk kelompok hidup
terdiri dari sejumlah anggota guna menjamin baik keselamatan, perkembangan
maupun keturunan. Dalam
kehidupan berkelompok itu, manusia harus mengembangkan ketentuan yang mengatur
hak dan kewajiban masing- masing individu sebagai anggota demi ketertiban
pergaulan sosial mereka, Ketentuan-ketentuan itu biasanya berupa perangkat
nilai, norma sosial maupun pandangan hidup yang terpadu dalam sistem budaya yang berfungsi sebagai rujukan hidup para pendukungnya. Rujukan
itu, melebihi proses belajar, diwariskan kepada generasi penerus yang akan
melestarikannya.
Manusia
memiliki potensi yang harus digunakan semaksimal mungkin sebagai bekal dalam
menjalani hidupnya. Untuk memaksimalkan semua potensi yang dimiliki oleh kita
sebagai manusia, tentunya harus ada sesuatu yang mengarahkan dan membimbingnya,
supaya berjalan dan terarah sesuai dengan apa yang diharapkan. Mengingat begitu
besar dan berharganya potensi yang dimiliki manusia, maka manusia harus
dibekali dengan pendidikan yang cukup sejak dini. Dilain pihak manusia juga
memiliki kemampuan dan diberikan akal pikiran yang berbeda dengan makhluk yang
lain. Sedangkan pendidikan itu adalah usaha yang disengaja dan terencana untuk
membantu perkembangan potensi dan kemampuan manusia.
Secara
sosiologi pendidikan adalah sebuah warisan budaya dari generasi ke generasi,
agar kehidupan masyarakat berkelanjutan dan identitas masyarakat itu tetap
terpelihara. Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat
dengan kehidupan sehari-hari. Pada kenyataannya, masyarakat mengalami perubahan
sosial yang begitu cepat, maju dan memperlihatkan gejala desintegratif yang meliputi berbagai sendi kehidupan dan menjadi
masalah, salah satunya dirasakan dalam dunia pendidikan. Tidak hanya perubahan
sosial, budaya pun berpengaruh besar dalam dunia pendidikan akibat pergeseran
paradigma pendidikan yaitu cara mengubah hidup, berkomunikasi, berpikir dan
cara mencapai kesejahteraan. Dengan mengetahui begitu pesatnya arus
perkembangan dunia diharapkan dunia pendidikan dapat memberikan respon secara
baik dan bijak.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar
belakang makalah didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan landasan sosial budaya?
2.
Bagaimana
fungsi sosiologi terhadap pendidikan?
3.
Bagaimana
hubungan antara kebudayaan dan pendidikan?
4.
Bagaimana
hubungan antara masyarakat dan sekolah?
5. Bagaimana hubungan antara masyarakat Indonesia dan
pendidikan?
1.3 TUJUAN
PENULISAN MAKALAH
Dari beberapa rumusan masalah maka didapatkan tujuan penulisan
makalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari landasan sosial
budaya.
2. Untuk mengetahui fungsi sosiologi terhadap pendidikan.
3. Untuk mengetahui hubungan antara kebudayaan dan
pendidikan.
4. Untuk mengetahui hubungan antara masyarakat dan
sekolah.
5. Untuk mengetahui hubungan antara masyarakat Indonesia
dan pendidikan.
6.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LANDASAN SOSIAL BUDAYA
Sosial
budaya adalah struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Landasan
sosial budaya, mengacu pada hubungan antar individu, antar masyarakat dan individu
secara alami, artinya aspek yang telah ada sejak manusia dilahirkan. Seorang
individu pada dasarnya merupakan produk lingkungan sosial-budaya dimana ia
hidup. Sejak lahirnya, ia sudah dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan
pola-pola perilaku sejalan dengan tuntutan sosial-budaya yang ada di
sekitarnya. Kegagalan dalam memenuhi tuntutan sosial-budaya dapat mengakibatkan
tersingkir dari lingkungannya. Lingkungan sosial-budaya yang melatarbelakangi
dan melingkupi individu berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan pula dalam
proses pembentukan perilaku dan kepribadian individu yang bersangkutan. Apabila
perbedaan dalam sosial-budaya ini tidak dijembatani, maka tidak mustahil akan
timbul konflik internal maupun eksternal, yang pada akhirnya dapat menghambat
terhadap proses perkembangan pribadi dan perilaku individu yang besangkutan
dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya. Kegagalan
dalam memenuhi tuntutan sosial-budaya dapat mengakibatkan tersingkir dari
lingkungannya. Landasan sosial budaya menunjukkan pentingnya gambaran aspek-aspek sosial budaya yang mewarnai kehidupan seseorang. Aspek sosial budaya inilah yang membentuk individu selain faktor pembawaan, tepatlah jika landasan ini menjadi bahan pertimbangan dalam
memberikan pelayanan bimbingan konseling.
2.2 SOSIOLOGI DAN PENDIDIKAN
Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari hubungan
antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Di dalam proses sosial selalu terjadi interaksi
sosial. Interaksi dan proses sosial didasari oleh faktor-faktor berikut :
imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.
Sosilogi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Empiris,
adalah ciri utama sosiologi sebagai ilmu.
b.
Teoretis,
adalah peningkatan fase penciptaan tadi yang menjadi salah satu bentuk budaya
yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan pada generasi muda.
c.
Komulatif,
sebagai akibat dari penciptaan terus-menerus sebagai konsekuensi dari
terjadinya perubahan di masyarakat, yang membuat teori-teori itu akan
berkomulasi mengarah kepada teori yang lebih baik.
d.
Nonetis,
karena teori itu menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta
individu-individu di dalamnya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.
Sekolah-sekolah
harus memperhatikan pengembangan nilai-nilai ini pada anak-anak di sekolah.
Wuradji mengatakan sekolah sebagai kontrol sosial, yaitu untuk memperbaiki
kebiasaan-kebiasaan jelek pada anak-anak kala di rumah maupun di masyarakat dan
sekolah sebagai pengubah sosial, yaitu untuk menyeleksi nilai-nilai,
menghasilkan warga negara yang baik, dan menciptakan ilmu serta teknologi baru.
Sosiologi pendidikan meliputi interaksi guru-siswa,
dinamika kelompok di kelas dan di organisasi intra sekolah, struktur dan fungsi
sistem pendidikan, dan sistem-sistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap
pendidikan.
Ada dua teori yang
dipakai untuk meningkatkan produktifitas kelompok sosial, yaitu:
1)
Teori struktural fungsional, memanfaatkan
struktur dan fungsi untuk meningkatkan produktivitas kelompok.
2)
Teori konflik, menggunakan prinsip-prinsip pemaksaan
dalam melakukan perbaikan atau perubahan kelompok sosial.
2.3 KEBUDAYAAN DAN
PENDIDIKAN
Kata “kebudayaan” berasal dari
bahasa Sansekerta : Buddhayah yang merupakan bentuk jamak kata “buddhi” yang
berarti budi atau akal. Adapun istilah “culture” yang
merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan berasal dari
dari kata latin colere, artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau
bertani.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan
menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Kebudayaan
dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu kebudayaan
umum, misalnya kebudayaan Indonesia, kebudayaan
daerah, misalnya kebudayaan Jawa, Bali, Sunda, Nusa Tenggara Timur dan sebagainya
dan kebudayaan popular, yaitu suatu
kebudayaan yang masa berlakunya rata-rata lebih pendek daripada kedua
macam kebudayaan terdahulu.
Fungsi
kebudayaan dalam kehidupan manusia adalah penerus keturunan dan pengasuh anak,
pengembangan kehidupan berekonomi, transmisi budaya, meningkatkan iman dan
takwa kepada Tuhan Yang Maha esa, pengendalian sosial, rekreasi. Perubahan kebudayaan disebabkan oleh originasi atau
penemuan-penemuan baru, difusi atau percampuran budaya baru dengan budaya lama,
reinterpretasi atau modifikasi kebudayaan agar sesuai dengan keadaan zaman.
2.4 MASYARAKAT DAN SEKOLAH
Manfaat
pendidikan bagi masyarakat adalah untuk meningkatkan peranan mereka sebagai
warga masyarakat, baik yang berkaitan dengan kewajiban maupun dengan hak mereka. Dalam rangka pendidikan seumur hidup misalnya, warga
belajar bisa belajar tentang apa saja sesuai dengan minat dan bakat mereka,
sehingga pemahaman, keterampilan tertentu, dan sikap mereka semakin meningkat.
Hal ini membuat mereka merasa semakin mantap sebagai warga negara.
Manfaat
sekolah atau pendidikan bagi masyarakat diantaranya:
1) Pendidikan sebagai transmisi budaya
pelestari budaya
2) Sekolah sebagai pusat budaya bagi masyarakat
sekitarnya
3) Sekolah mengembangkan kepribadian anak di
samping oleh keluarga anak itu sendiri
4) Pendidikan membuat orang menjadi warga
Negara yang baik, tahu akan kewajiban dan hak nya
5) Pendidikan meningkatkan integrasi sosial
atau kemampuan bermasyarakat
6) Pendidikan meningkatkan kemampuan
menganalisis secara kritis, melalui pelajaran ilmu, teknologi, dan kesenian
7) Sekolah meningkatkan alat control sosial
dengan member pendidikan agama dan budi pekerti
8) Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah
sosial
9) Pendidikan adalah sebagai perubah sosial
melalui kebudayaan-kebudayaan yang baru
10) Pendidikan berfungsi sebagai seleksi dan
alokasi tenaga kerja
11) Pendidikan dapat memodifikasi hierarki
ekonomi masyarakat
Hubungan
yang erat antara sekolah dengan masyarakat karena saling membutuhkan satu
dengan yang lain, membuat kemungkinan terbentuknya badan kerja sama yang
relatif lama. Badan kerja sama ini yang anggota-anggotanya adalah wakil-wakil
oarang tua siswa, para tokoh masyarakat, dan beberapa guru bertugas membantu
mensukseskan misi pendidikan. Pada masa sekarang badan ini banyak berkecimpung dalam
perencanaan dan pelaksanaan kurikulum muatan lokal, di samping mengurusi
dukungan-dukungan masyarakat terhadap sekolah seperti telah diuraikan di atas.
Berdasarkan
uaraian di atas, dapatlah kita sarikan penjelasan masyarakat dan sekolah ini
sebagai berikut:
1)
Sekolah
tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
2)
Sekolah
bermanfaat bagi kemajuan budaya masyarakat, khususnya pendidikan anak-anak.
3)
Masyarakat
memberi sejumlah dukungan kepada sekolah.
4)
Perlu
ada badan kerja sama antara sekolah dengan masyarakat dalam mensukseskan
pendidikan.
2.5 MASYARAKAT INDONESIA DAN
PENDIDIKAN
Sebagian
besar masyarakat Indonesia sekarang sudah sadar akan pentingnya pendidikan
untuk meningkatkan hidup dan kehidupan, asumsi mereka adalah makin tinggi
ijazah yang dapat diraih makin cepat dapat pekerjaan serta makin besar gaji
yang diterima.
Tidak banyak
yang menyadari (bahkan oleh pendidik sekalipun) bahwa kebudayaan termasuk
pendidikan di masyarakat, adalah sarana/wadah yang penting dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan anak
secara wajar , akibatnya perlu dilakukannya sejumlah pembenahan, antara lain :
1)
Kerjasama
orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam memperbaiki pendidikan perlu
ditingkatkan.
2)
Pendidikan
nonformal dan pendidikan informal, harus
ditangani secara serius, paling sedikit sama intensitasnya dengan penanganan
pendidikan jalur formal.
3)
Kebudayaan,
terutama tayangan televisi, yang paling banyak pengaruhnya terhadap
perkembangan anak dan remaja, perlu ditangani dengan baik agar tidak berdampak
negatif.
4)
Kebudayaan-kebudayaan
negatif yang lain perlu dihilangkan dengan berbagai cara.
Selanjutnya
untuk membuat anak menjadi mandiri dan berkompetensi, yang sebetulnya juga
merupakan cita-cita pendidikan yang telah digariskan, merupakan persoalan
metodologi belajar dan mengajar. Bila dalam belajar mereka sering atau selalu
dihadapkan pada masalah yang nyata terjadi di masyarakat dan diberi kesempatan
untuk memecahkannya, tentu tujuan itu lama-lama akan tercapai. Untuk itu,
dalam masa transisi ini kalau pendidikan
akan direorganisasi, perlu :
1)
Memasukkan
materi pelajaran yang diambil dari keadaan nyata di masyarakat atau keluarga.
2)
Metode
belajar yang mengaktifkan siswa baik individual maupun kelompok.
3)
Beberapa
kali mengadakan survei di masyarakat tentang berbagai kebudayaan.
4)
Ikut
memecahkan masalah masyarakat dan keluarga.
5)
Memberi
kesempatan berinovasi atau kreatif menciptakan sesuatu yang baru yang lebih
baik tentang hidup dan kehidupan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sosial
budaya adalah struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Landasan
sosial budaya, mengacu pada hubungan antar individu, antar masyarakat dan
individu secara alami, artinya aspek yang telah ada sejak manusia dilahirkan. Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari hubungan
antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat
karena saling membutuhkan satu dengan yang lain, membuat kemungkinan
terbentuknya badan kerja sama yang relatif lama. Sebagian besar masyarakat
Indonesia sekarang sudah sadar akan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan
hidup dan kehidupan, asumsi mereka adalah makin tinggi ijazah yang dapat diraih
makin cepat dapat pekerjaan serta makin besar gaji yang diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan.
Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia Jakarta : Rineka Cipta.
Uus Hermawan
Heris, A. Nurhamzah, 2008. Landasan Pendidikan, Bandung : CV. Insan
Mandiri
Triwiyanto,
T. 2014. zPengantar Pendidikan.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar