BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Orientasi Peserta Didik
Ali Imron
(2011:73) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan orientasi peserta didik adalah
perkenalan, perkenalan ini meliputi perkenalan lingkungan fisik sekolah dan
lingkungan sosial sekolah. Lingkungan fisik sekolah meliputi prasarana dan
sarana sekolah seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tempat bermain di
sekolah, lapangan olah raga, gedung dan perlengkapan sekolah, serta
fasilitas-fasilitas lainnya yang disediakan di sekolah. Sedangkan lingkungan
sosial sekolah, meliputi kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan selain guru,
teman sebaya seangkatan, dan peserta didik senior di sekolah.
Menurut tim
dosen AP UM (2011:210), Orientasi peserta didik (siswa baru) adalah kegiatan
penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan
(sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Ada beberapa istilah
yang digunakan untuk member nama kegiatan orientasi siswa baaru ini. Ada
menamakan kegiatan dengan MOS(Masa Orientasi Siswa), MOPD(Masa Orientasi
Peserta Didik), POS(Pekan Orientasi Siswa), dan lain-lain.
B.
Alasan
dan Batasan Orientasi Peserta Didik
Setelah peserta
didik mendaftar ulang, mereka memasuki masa orientasi peserta didik di sekolah.
Orientasi dilakukan pada mulai hari-hari pertama masuk sekolah. Alasan
diadakannya orientasi peserta didik di sekolah adalah agar peserta didik siap
menghadapi kondisi dan situasi sekolah yang baru. Bagaimanapun juga, kondisi
dan situasi sekolah yang baru, akan berbeda dengan kondisi dan situasi sekolah
yang lama. Dengan orientasi tersebut, peserta didik akan siap menghadapi
lingkungan dan budaya baru di sekolah, yang dapat saja berbeda jauh dengan
sebelumnya.
Kian tinggi
jenjang lembaga pendidikan, kian berat tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi
oleh peserta didik. Orientasi peserta didik baru diharapkan dapat menghantarkan
peserta didik pada suasana baru yang
berbeda dengan sebelumnya. Dengan demikian, peserta didik akan sadar bahwa
lingkungan baru di mana ia akan memasukinya, membutuhkan pikiran, tenaga dan
waktu yang relatif lebih banyak dibandigkan dengan lingkungan sekolah sebelumnya.
C.
Tujuan dan Fungsi Orientasi Peserta Didik
Tujuan orientasi peserta didik baru
menurut Ali Imron (2012:74), adalah :
1. Agar
peserta didik mengenal lebih dekat mengenai diri mereka sendiri di
tengah-tengah lingkungan barunya.
2. Agar
peserta didik mengenal lingkungan sekolah, baik lingkungan fisiknya, maupun
lingkungan sosialnya.
3. Pengenalan
lingkungan sekolah demikian sangat penting bagi peserta didik dalam hubungannya
dengan :
a. Pemanfaatan
semaksimal mungkin terhadap layanan yang dapat diberikan oleh sekolah.
b. Sosialisasi
diri dan pengembangan diri secara optimal.
Ali Imron (1994:65) menyatakan Tujuan
fungsi orientasi peserta didik adalah sebaagai berikut :
1. Bagi
peserta didik sendiri, orientasi peserta didik berfungsi sebagai:
a. Wahana
untuk menyatakan dirinya dalam konteks keseluruhan lingkungan sosialnya. Di
wahana ini peserta didik dapat menunjukkan: inilah saya kepada teman sebayanya.
b. Wahan
untuk mengenal siapa lingkungan barunya sehingga dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam menentukan sikap.
2. Bagi
personalia sekolah dan tenaga kependidikan, dengan mengetahui siapa peserta didik barunya, akan dapat
dijadikan sebagai titik tolak dalam memberikan layanan-layanan yang mereka
butuhkan.
3. Bagi
peserta didik senior, dengan adanya orientasi ini, akan mengetahui lebih dalam
mengenai peserta didik penerusnya di sekolah tersebut
D.
Pekan
Orientasi Peserta Didik
Pekan
orientasi didik baru adalah kelanjutan dari orientasi hari-hari pertama masuk
sekolah. Jika pada hari pertama masuk sekolah, peserta didik diperkenalkan
dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial sekolah secara global, maka pada
pecan orientasi studi mereka diperkenalkan secara rinci.
Adapun
lingkungan sekolah yang diperkenalkan secara rinci tersebut adlah peraturan dan
tata tertib sekolah, guru dan personalia sekolah, perpustakaan sekolah,
laboratorium sekolah, bimbingan dan konseling sekolah, bengkel sekolah,
kafetaria sekolah, layanan kesehatan sekolah, layanan asrama sekolah, orientasi
program sekolah, cara belajar yang efektif dan efisien di sekolah dan
organisasi peserta didik.
1.
Peraturan
dan Tata Tertib Sekolah
Para peserta didik perlu
diperkenalkan dengan tata tertib sekolah. Sebab, tata tertib sekolah ini
mengatur perilaku peserta didik di sekolah. Adapun tata tertib sekolah yang
harus dipatuhi oleh peserta didik adalah :
a. Peserta
didik wajib berpakaian sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh sekolah.
b. Peserta
didik wajib memelihara dan menjaga ketertiban serta menjunjung tinggi nama baik
sekolah.
c. Peserta
didik harus hadir di sekolah paling lambat 5 menit sebelum pelajaran dimulai.
d. Peserta
didik harus siap menerima pelajaran yang telah ditetapkan oleh sekolah.
e. Pada
jam istirahat para peserta didik tidak dibenarkan ada dalam ruangan kelas atau
meninggalkan pekarangan sekolah, kecuali ijin kepada kepala sekolah.
f. Selama
jam sekolah berlangsung, peserta didik dilarang meninggalkan sekolah tanpa ijin
kepala sekolah.
g. Setiap
peserta didik yang tidak dapat mengikuti pelajaran harus dengan menunjukkan
keterangan yang sah.
h. Setiap
peserta didik wajib memelihara dan menjaga kebersihan sekolah.
i.
Peserta didik tidak
dibenarkan membawa rokok atau merokok baik di dalam kelas, maupun halaman
sekolah, dan lingkungannya.
j.
Peserta didik dilarang
berpakaian yang berlebihan dan memakai perhiasan yang mencolok.
k. Peserta
didik dilarang membawa segala sesuatu yang dapat mengganggu pelajaran.
l.
Peserta didik dilarang
mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu pelajaran di sekolah.
m. Setiap
peserta didik wajib membayar SPP setiap bulan selambat-lambatnya tanggal 10
setiap bulan.
n. Pelanggaran
atas tat tertib sekolah dapat menyebabkan peserta didik dikeluarkan dari
sekolah setelah mendapatkan peringatan lisan, tertulis dan skorsing sementara.
2.
Guru
dan Personalia Sekolah
Para pesreta
didik harus diperkenalkan dengan guru-guru dan personalia sekolah secara
detail. Perkenalan mengenai guru dan personalia ini meliputi: tempat tanggal
lahirnya, statusnya, jumlah ana, alamat,latar belakang pendidikannya, bidang
keahlianmya, pengalamannya, prestasi-prestasi yang pernah dicapai dan
karya-karyanya.
Perkenalan
secara detail demikian sangat penting, agar peserta didik mengetahui lebih
banyak tentang gurunya dan personalia sekolah yang akan memberikan layanan
kepadanya. Peserta didik akan tahu, kapada guru mana ia harus mengadu mata
pelajaran dan personalia sekolah ini. Orientasi terhadap guru dan personalia
sekolah ini juga menyangkut struktur-struktur
mereka dalam organisasi sekolah. Pemahaman mengenai struktur organisasi
sekolah ini juga menghantarkan peserta didik pada pemahaman mengenai lalu
lintas hubungan organisasi di sekolah. Dengan demikian peserta didik tidak
kehilangan peta dalam memanfaatkan layana-layanan pendidikan yang disediakan
oleh sekolah.
3.
Perpustakaan
Sekolah
Perpustakaan
sekolah ini juga harus diperkenalkan kepada peserta didik. Peserta didik perlu
diperkenalkan berapa jumlah koleksi bahan pustaka yang dipunyai perpustakaan
sekolah, macam-macam dan jenis koleksi buku, dari mana koleksi yang dipunyai
selama ini. Peserta didik juga diperkenalkan dengan layanan yang dapat
diberikan oleh perpustakaan, misalnya saja layanan baca, peminjaman, pemesanan,
dan pengembalian.
Agar peserta
didik dapat menggunakan semaksimal mungkin tanpa mengganggu keberlangsungan
penyelenggaraan perpustakaan sekolah, peserta didik perlu diberi informasi
mengenai persyaratan menjadi anggota perpustakaan, tata cara peminjaman,
pemesanan dan pengembalian koleksi bahan pustaka. Pada saat ini, peserta didik
juga dijelaskna tentang tata tertib berkunjung, membaca di ruangan, peminjaman,
pemesanan dan pengembalian buku atau koleksi bahan pustaka berikut sangsi atas
pelanggaran-pelanggarannya.
4.
Laboratorium
Sekolah
Tidak berbeda
dengan perkenalan perpustakaan, peserta didik terlebih dahulu diperkenalkan
kepada para petugas laboratorium berikut tugas dan tanggung jawabnya. Lebih
lanjut peerta didik diberi informasi mengenai macam-macam laboratorium yang
dimiliki oleh sekolah berikut macam-macam saran prasarana, perlengkapan dan
atau fasilitas yang ia punyai. Tata cara meenggunakan masing-masing
laboratorium beserta dengan petunjuknya teknisnya, perlu juga disampaikan
kepada peserta didik baru ini. Demikian juga bahaya-bahaya dari sebagian
peralatan yang ada dengan sejumlah resiko yang dipunyai perlu diketahui oleh
peserta didik baru.
5.
Bengkel
Sekolah
Tujuan dan
fungsi diadakannya bengkel harus dijelaskan kepada peserta didik. Tata cara
pemanfaatan bengkel oleh peserta didik juga perlu dijelaskan kepada mereka.
Oreintasi mengenai bengkel ini sangat penting, agae peserta didik mendapat
gambaran yang jelas.
6.
Kafetaria
Sekolah
Kafetaria
sekolah diadakan dalam rangka membantu peserta didik yang membutuhkan snack ketika sedang bersekolah. Kafetaria sengaja
disediakan, oleh karena tidak jarang ketika peserta didik bersekolah merasa
haus dan lapar. Jika peserta didik membeli makanan dan minuman di luar sekolah,
dikhawatirkan peserta didik mendapatkan makanan dan minuman yang tidak terjamin
kebersihannya.
Pada saat
orientasi kepada peserta didik, hal-hal yang berkaitan dengan kemengapaan
disediakan layanan kafetaria tersebut harus dijelaskan kepada peserta
didik. Dengan demikan, peserta didik
baru tidak mempresepsi layanan kafetaria sekolah sebagai pembelenggu kebebasan
peserta didik dalam hal membeli makanan dan minuman. Pada saat orientasi juga,
peserta didik juga diberi informasi mengenai siapa pengelola kafetaria sekolah,
bagaimana sistem layanannya, dari mana modal dan dan kemana dan untuk apa
keuntungannya dipergunakan.
7.
Bimbingan
dan Konseling Sekolah
Pada saat
orientasi ini, peserta didik juga perlu diperkenalkan dengan layanan bimbingan
dan konseling yang disediakan oleh sekolah. Informasi itu meliputi: kedudukan
dan peranan bimbingan dan konseling di sekolah, jenis-jenis layanan yang
disediakan oleh bimbingan dan konseling,
kapan peserta didik dapat memanfaatkan layanan bimbingan. Dengan demikian
ketika peserta didik mempunyai masalah yang pemecahannya membutuhkan layanan
bimbingan dan konseling, akan dapat menghubungi personalia bimbingan sesegera
mungkin.
8.
Layanan
Kesehatan Sekolah
Layanan
kesehatan bersifat memberikan bantuan sementara, oleh karena penanganan lanjut
haruslah kepada mereka yang lebih ahli, ialah para dokter di rumah sakit. Seberapa
jauh batas layanan dan kewenangan yang dapat diberikan oleh usaha kesehatan
sekolah hendaknya dijelaskan benar kepada peserta didik. Dengan pemberian
informasi demikian, maka peserta didik akan mengetahui batas-batas hak yang
dapat dituntut dari sekolah, dan tidak menuntut layanan yang lebih dan di luar
kemampuan dan kewenangan sekolah.
9.
Layana
Koperasi Sekolah
Koperasi
sekolaah didirikan dalam rangka mensejaahterakan para anggotanya, dalam hal ini
adalah para peserta didik. Para peserta didik yang menjadi anggotanya, dapat
dikenakan simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan suka rela. Dengan
demikian, modal yang dipunyai tersebut dapat dipergunakan lagi untuk
kesejahteraan peserta didik.
Layanan barang, jasa dan keperluan
sekolah yang disediakan oleh koperasi juga harus dijelaskan kepada para peserta
didik baru agar mereka mendapatkan gambaran yang utuh mengenai koperasinya.
10.
Asrama
Sekolah
Asrama sekolah
umumnya disediakan untuk para peserta didik yang tempat tinggalnya sangat jauh
dari sekolah, atau yang tidak mudah menjangkau sekolah. Tentu asrama sekolah
demikian disediakan tidak sekadar untuk menampung peserta didik yang jauh tempat
tinggalnya dari sekolah, melainkan yang lebih penting adalah misi pendidikan
yang ingin dicapai. Misi yang hendak dicapai dengan adanya asrama ini hendaknya
diinformasikan kepada para peserta didik baru pada saat pecan orientasi peserta
didik. Aktivitas-aktivitas yang ada di asrama, persyaratan-persyaratan
bertempat tinggal di asrama, peraturan dan tata tertib bertempat tinggal di
asrama, sistem pembayaran dan layanan yang dapat dibberikan oleh asrama serta
jangka waktu tinggal di asrama, haruslah diinformasikan semuanya kepada peserta
didik.
11.
Orientasi
Program Studi
Program studi
dan jurusan-jurusan yang ada di sekolah juga harus diinformasikan kepada
peserta didik selama menjalani orientasi.pemahaman mengenai program studi
dengan segala seluk beluknya, akan menghindarkan kesalahan pilih. Sebab,
kesalah pilih demikian seringkali menjadikan peserta didik tidak berminat untuk
belajaar, atau merasa terpaksa untuk belajar. Perlu juga diinformasikan kepada
peserta didik tentang alumni-alumni yang dimiliki serta berhasil dari program
studi tertentu di sekolah tersebut. Hal demikian amat penting untuk memberikan
bukti penguat atas prospektif masing-masing jurusan.
12.
Cara
Belajar yang Efektif dan Efisien
Pada saat pecan
orientasi peserta didik, perlu diadakan ceramah mengenai cara belajar yang
efektif dan efisien. Cara belajar efektif dan efisien ini meliputi: persiapan
mengikuti pelajaran, cara membuat catatan pelajaran, cara meringkas, cara
mencari ide-ide dasar, cara mengingat rumus-rumus, cara mengerjakan pekerjaan
rumah dan sebagainya. Pada saat pemberian informasi mengenai cara belajar yang
efektif dan efisien demikian, peserta didik juga diberi kesempatan untuk
bertukar pengalaman dengan teman-teman lainnya.
13.
Organisasi
Pesreta Didik
Jenis-jenis
organisasi di sekolah juga harus patut diperkenalkan kepada para peserta didik,
misalnya OSIS, Pramuka, PMR,
kelompok-kelompok studi, KIR, dan sebagainya. Agar mereka mendapat gambaran
keseluruhn organisasi yang ada. Siapa saja yang menjadi pengurus organisasi
peserta didik juga harus diinformasikan.
E.
PENDEKATAN
ORIENTASI PESERTA DIDIK
Ada tiga pendekatan orientasi
peserta didik. Pertama, pendekatan yang menitik beratkan pada keaktifan
personalia sekolah. Biasanya peserta didik ditempatkan diruangan tertentu untuk
diberi informasi lengkap mengenai sesuatu yang perlu diorientasikan. Yang
Kedua, pendekatan yang menitik beratkan pada keaktifan peserta didik. Pada
umumnya peserta didik diajak mendiskusikan megenai sesuatu yang diperkenalkan.
Sedangkan yang ketiga, pendekatan padu yang merupakan paduan dari yang pertama
dan kedua.
F.
PENUTUPAN
ORIENTASI PESERTA DIDIK
Pekan orientasi
peserta didik biasanya diakhiri dengan pertandingan berbagai macam cabang olah
raga. Pertandingan dimaksudkan sekaligus mencari bibit-bibit unggul olah
ragawan di sekolah tersebut. Setelah
pertandingan seolah raga dilaksanakan, umumnya dilanjutkan dengan kerja bakti
atau bakti sosiaal. Dengan cara demikian peserta peserta didik akan merasa
memiliki terhadap sekolahnya, sekaligus berada dalam keadaan nyaman ketika
hari-hari pertama memperoleh pelajaran.
Di akhir pecan
orientasi peserta didik, terutama malam harinya umunya diadakan penutupan pekan
orientasi peserta didik. Pada saat acara penutupan demikian, diadakan kegiatan student show atau pertunjukan peserta
didik. Maksud diadakan student show demikian
adalah :
1. Mengenal
bakat terpendam peserta didik di bidang olah raga dan seni.
2. Maksud
pengenalan atas bakat terpendam tersebut adalah dalam rangka mengambil
langkah-langkah pembinaan.
3. Sebagai
salah satu sarana hiburan yang bersifat edukatif.
DAFTAR RUJUKAN
Imron, Ali. 2012. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Tim Dosen AP UPI. 2011. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Imron, Ali. 1994. Manajemen Peserta Didik Jilid 1. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang Proyek Operasi dan Perawatan
Fasilitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar