Jumat, 29 April 2016

Orientasi Peserta Didik

BAB  II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Orientasi Peserta Didik
Ali Imron (2011:73) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan orientasi peserta didik adalah perkenalan, perkenalan ini meliputi perkenalan lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah. Lingkungan fisik sekolah meliputi prasarana dan sarana sekolah seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tempat bermain di sekolah, lapangan olah raga, gedung dan perlengkapan sekolah, serta fasilitas-fasilitas lainnya yang disediakan di sekolah. Sedangkan lingkungan sosial sekolah, meliputi kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan selain guru, teman sebaya seangkatan, dan peserta didik senior di sekolah.

Menurut tim dosen AP UM (2011:210), Orientasi peserta didik (siswa baru) adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Ada beberapa istilah yang digunakan untuk member nama kegiatan orientasi siswa baaru ini. Ada menamakan kegiatan dengan MOS(Masa Orientasi Siswa), MOPD(Masa Orientasi Peserta Didik), POS(Pekan Orientasi Siswa), dan lain-lain.
B.     Alasan dan Batasan Orientasi Peserta Didik
Setelah peserta didik mendaftar ulang, mereka memasuki masa orientasi peserta didik di sekolah. Orientasi dilakukan pada mulai hari-hari pertama masuk sekolah. Alasan diadakannya orientasi peserta didik di sekolah adalah agar peserta didik siap menghadapi kondisi dan situasi sekolah yang baru. Bagaimanapun juga, kondisi dan situasi sekolah yang baru, akan berbeda dengan kondisi dan situasi sekolah yang lama. Dengan orientasi tersebut, peserta didik akan siap menghadapi lingkungan dan budaya baru di sekolah, yang dapat saja berbeda jauh dengan sebelumnya.
Kian tinggi jenjang lembaga pendidikan, kian berat tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi oleh peserta didik. Orientasi peserta didik baru diharapkan dapat menghantarkan peserta didik  pada suasana baru yang berbeda dengan sebelumnya. Dengan demikian, peserta didik akan sadar bahwa lingkungan baru di mana ia akan memasukinya, membutuhkan pikiran, tenaga dan waktu yang relatif lebih banyak dibandigkan dengan lingkungan sekolah sebelumnya.

C.    Tujuan  dan Fungsi Orientasi Peserta Didik
Tujuan orientasi peserta didik baru menurut Ali Imron (2012:74), adalah :
1.      Agar peserta didik mengenal lebih dekat mengenai diri mereka sendiri di tengah-tengah lingkungan barunya.
2.      Agar peserta didik mengenal lingkungan sekolah, baik lingkungan fisiknya, maupun lingkungan sosialnya.
3.      Pengenalan lingkungan sekolah demikian sangat penting bagi peserta didik dalam hubungannya dengan :
a.       Pemanfaatan semaksimal mungkin terhadap layanan yang dapat diberikan oleh sekolah.
b.      Sosialisasi diri dan pengembangan diri secara optimal.

Ali Imron (1994:65) menyatakan Tujuan fungsi orientasi peserta didik adalah sebaagai berikut :
1.      Bagi peserta didik sendiri, orientasi peserta didik berfungsi sebagai:
a.       Wahana untuk menyatakan dirinya dalam konteks keseluruhan lingkungan sosialnya. Di wahana ini peserta didik dapat menunjukkan: inilah saya kepada teman sebayanya.
b.      Wahan untuk mengenal siapa lingkungan barunya sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan  sikap.
2.      Bagi personalia sekolah dan tenaga kependidikan, dengan mengetahui  siapa peserta didik barunya, akan dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam memberikan layanan-layanan yang mereka butuhkan.
3.      Bagi peserta didik senior, dengan adanya orientasi ini, akan mengetahui lebih dalam mengenai peserta didik penerusnya di sekolah tersebut

D.    Pekan Orientasi Peserta Didik
Pekan orientasi didik baru adalah kelanjutan dari orientasi hari-hari pertama masuk sekolah. Jika pada hari pertama masuk sekolah, peserta didik diperkenalkan dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial sekolah secara global, maka pada pecan orientasi studi mereka diperkenalkan secara rinci.
Adapun lingkungan sekolah yang diperkenalkan secara rinci tersebut adlah peraturan dan tata tertib sekolah, guru dan personalia sekolah, perpustakaan sekolah, laboratorium sekolah, bimbingan dan konseling sekolah, bengkel sekolah, kafetaria sekolah, layanan kesehatan sekolah, layanan asrama sekolah, orientasi program sekolah, cara belajar yang efektif dan efisien di sekolah dan organisasi peserta didik.
1.      Peraturan dan Tata Tertib Sekolah
Para peserta didik perlu diperkenalkan dengan tata tertib sekolah. Sebab, tata tertib sekolah ini mengatur perilaku peserta didik di sekolah. Adapun tata tertib sekolah yang harus dipatuhi oleh peserta didik adalah :
a.       Peserta didik wajib berpakaian sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh sekolah.
b.      Peserta didik wajib memelihara dan menjaga ketertiban serta menjunjung tinggi nama baik sekolah.
c.       Peserta didik harus hadir di sekolah paling lambat 5 menit sebelum pelajaran dimulai.
d.      Peserta didik harus siap menerima pelajaran yang telah ditetapkan oleh sekolah.
e.       Pada jam istirahat para peserta didik tidak dibenarkan ada dalam ruangan kelas atau meninggalkan pekarangan sekolah, kecuali ijin kepada kepala sekolah.
f.       Selama jam sekolah berlangsung, peserta didik dilarang meninggalkan sekolah tanpa ijin kepala sekolah.
g.      Setiap peserta didik yang tidak dapat mengikuti pelajaran harus dengan menunjukkan keterangan yang sah.
h.      Setiap peserta didik wajib memelihara dan menjaga kebersihan sekolah.
i.        Peserta didik tidak dibenarkan membawa rokok atau merokok baik di dalam kelas, maupun halaman sekolah, dan lingkungannya.
j.        Peserta didik dilarang berpakaian yang berlebihan dan memakai perhiasan yang mencolok.
k.      Peserta didik dilarang membawa segala sesuatu yang dapat mengganggu pelajaran.
l.        Peserta didik dilarang mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu pelajaran di sekolah.
m.    Setiap peserta didik wajib membayar SPP setiap bulan selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulan.
n.      Pelanggaran atas tat tertib sekolah dapat menyebabkan peserta didik dikeluarkan dari sekolah setelah mendapatkan peringatan lisan, tertulis dan skorsing sementara.

2.      Guru dan Personalia Sekolah
Para pesreta didik harus diperkenalkan dengan guru-guru dan personalia sekolah secara detail. Perkenalan mengenai guru dan personalia ini meliputi: tempat tanggal lahirnya, statusnya, jumlah ana, alamat,latar belakang pendidikannya, bidang keahlianmya, pengalamannya, prestasi-prestasi yang pernah dicapai dan karya-karyanya.
Perkenalan secara detail demikian sangat penting, agar peserta didik mengetahui lebih banyak tentang gurunya dan personalia sekolah yang akan memberikan layanan kepadanya. Peserta didik akan tahu, kapada guru mana ia harus mengadu mata pelajaran dan personalia sekolah ini. Orientasi terhadap guru dan personalia sekolah ini juga menyangkut struktur-struktur  mereka dalam organisasi sekolah. Pemahaman mengenai struktur organisasi sekolah ini juga menghantarkan peserta didik pada pemahaman mengenai lalu lintas hubungan organisasi di sekolah. Dengan demikian peserta didik tidak kehilangan peta dalam memanfaatkan layana-layanan pendidikan yang disediakan oleh sekolah.

3.      Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah ini juga harus diperkenalkan kepada peserta didik. Peserta didik perlu diperkenalkan berapa jumlah koleksi bahan pustaka yang dipunyai perpustakaan sekolah, macam-macam dan jenis koleksi buku, dari mana koleksi yang dipunyai selama ini. Peserta didik juga diperkenalkan dengan layanan yang dapat diberikan oleh perpustakaan, misalnya saja layanan baca, peminjaman, pemesanan, dan pengembalian.
Agar peserta didik dapat menggunakan semaksimal mungkin tanpa mengganggu keberlangsungan penyelenggaraan perpustakaan sekolah, peserta didik perlu diberi informasi mengenai persyaratan menjadi anggota perpustakaan, tata cara peminjaman, pemesanan dan pengembalian koleksi bahan pustaka. Pada saat ini, peserta didik juga dijelaskna tentang tata tertib berkunjung, membaca di ruangan, peminjaman, pemesanan dan pengembalian buku atau koleksi bahan pustaka berikut sangsi atas pelanggaran-pelanggarannya.
4.      Laboratorium Sekolah
Tidak berbeda dengan perkenalan perpustakaan, peserta didik terlebih dahulu diperkenalkan kepada para petugas laboratorium berikut tugas dan tanggung jawabnya. Lebih lanjut peerta didik diberi informasi mengenai macam-macam laboratorium yang dimiliki oleh sekolah berikut macam-macam saran prasarana, perlengkapan dan atau fasilitas yang ia punyai. Tata cara meenggunakan masing-masing laboratorium beserta dengan petunjuknya teknisnya, perlu juga disampaikan kepada peserta didik baru ini. Demikian juga bahaya-bahaya dari sebagian peralatan yang ada dengan sejumlah resiko yang dipunyai perlu diketahui oleh peserta didik baru.
5.      Bengkel Sekolah
Tujuan dan fungsi diadakannya bengkel harus dijelaskan kepada peserta didik. Tata cara pemanfaatan bengkel oleh peserta didik juga perlu dijelaskan kepada mereka. Oreintasi mengenai bengkel ini sangat penting, agae peserta didik mendapat gambaran yang jelas.
6.      Kafetaria Sekolah
Kafetaria sekolah diadakan dalam rangka membantu peserta didik yang membutuhkan snack  ketika sedang bersekolah. Kafetaria sengaja disediakan, oleh karena tidak jarang ketika peserta didik bersekolah merasa haus dan lapar. Jika peserta didik membeli makanan dan minuman di luar sekolah, dikhawatirkan peserta didik mendapatkan makanan dan minuman yang tidak terjamin kebersihannya.
Pada saat orientasi kepada peserta didik, hal-hal yang berkaitan dengan kemengapaan disediakan layanan kafetaria tersebut harus dijelaskan kepada peserta didik.  Dengan demikan, peserta didik baru tidak mempresepsi layanan kafetaria sekolah sebagai pembelenggu kebebasan peserta didik dalam hal membeli makanan dan minuman. Pada saat orientasi juga, peserta didik juga diberi informasi mengenai siapa pengelola kafetaria sekolah, bagaimana sistem layanannya, dari mana modal dan dan kemana dan untuk apa keuntungannya dipergunakan.
7.      Bimbingan dan Konseling Sekolah
Pada saat orientasi ini, peserta didik juga perlu diperkenalkan dengan layanan bimbingan dan konseling yang disediakan oleh sekolah. Informasi itu meliputi: kedudukan dan peranan bimbingan dan konseling di sekolah, jenis-jenis layanan yang disediakan oleh  bimbingan dan konseling, kapan peserta didik dapat memanfaatkan layanan bimbingan. Dengan demikian ketika peserta didik mempunyai masalah yang pemecahannya membutuhkan layanan bimbingan dan konseling, akan dapat menghubungi personalia bimbingan sesegera mungkin.
8.      Layanan Kesehatan Sekolah
Layanan kesehatan bersifat memberikan bantuan sementara, oleh karena penanganan lanjut haruslah kepada mereka yang lebih ahli, ialah para dokter di rumah sakit. Seberapa jauh batas layanan dan kewenangan yang dapat diberikan oleh usaha kesehatan sekolah hendaknya dijelaskan benar kepada peserta didik. Dengan pemberian informasi demikian, maka peserta didik akan mengetahui batas-batas hak yang dapat dituntut dari sekolah, dan tidak menuntut layanan yang lebih dan di luar kemampuan dan kewenangan sekolah.
9.      Layana Koperasi Sekolah
Koperasi sekolaah didirikan dalam rangka mensejaahterakan para anggotanya, dalam hal ini adalah para peserta didik. Para peserta didik yang menjadi anggotanya, dapat dikenakan simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan suka rela. Dengan demikian, modal yang dipunyai tersebut dapat dipergunakan lagi untuk kesejahteraan peserta didik.
Layanan barang, jasa dan keperluan sekolah yang disediakan oleh koperasi juga harus dijelaskan kepada para peserta didik baru agar mereka mendapatkan gambaran yang utuh mengenai koperasinya.
10.  Asrama Sekolah
Asrama sekolah umumnya disediakan untuk para peserta didik yang tempat tinggalnya sangat jauh dari sekolah, atau yang tidak mudah menjangkau sekolah. Tentu asrama sekolah demikian disediakan tidak sekadar untuk menampung peserta didik yang jauh tempat tinggalnya dari sekolah, melainkan yang lebih penting adalah misi pendidikan yang ingin dicapai. Misi yang hendak dicapai dengan adanya asrama ini hendaknya diinformasikan kepada para peserta didik baru pada saat pecan orientasi peserta didik. Aktivitas-aktivitas yang ada di asrama, persyaratan-persyaratan bertempat tinggal di asrama, peraturan dan tata tertib bertempat tinggal di asrama, sistem pembayaran dan layanan yang dapat dibberikan oleh asrama serta jangka waktu tinggal di asrama, haruslah diinformasikan semuanya kepada peserta didik.
11.  Orientasi Program Studi
Program studi dan jurusan-jurusan yang ada di sekolah juga harus diinformasikan kepada peserta didik selama menjalani orientasi.pemahaman mengenai program studi dengan segala seluk beluknya, akan menghindarkan kesalahan pilih. Sebab, kesalah pilih demikian seringkali menjadikan peserta didik tidak berminat untuk belajaar, atau merasa terpaksa untuk belajar. Perlu juga diinformasikan kepada peserta didik tentang alumni-alumni yang dimiliki serta berhasil dari program studi tertentu di sekolah tersebut. Hal demikian amat penting untuk memberikan bukti penguat atas prospektif masing-masing jurusan.
12.  Cara Belajar yang Efektif dan Efisien
Pada saat pecan orientasi peserta didik, perlu diadakan ceramah mengenai cara belajar yang efektif dan efisien. Cara belajar efektif dan efisien ini meliputi: persiapan mengikuti pelajaran, cara membuat catatan pelajaran, cara meringkas, cara mencari ide-ide dasar, cara mengingat rumus-rumus, cara mengerjakan pekerjaan rumah dan sebagainya. Pada saat pemberian informasi mengenai cara belajar yang efektif dan efisien demikian, peserta didik juga diberi kesempatan untuk bertukar pengalaman dengan teman-teman lainnya.
13.  Organisasi Pesreta Didik
Jenis-jenis organisasi di sekolah juga harus patut diperkenalkan kepada para peserta didik, misalnya OSIS,  Pramuka, PMR, kelompok-kelompok studi, KIR, dan sebagainya. Agar mereka mendapat gambaran keseluruhn organisasi yang ada. Siapa saja yang menjadi pengurus organisasi peserta didik juga harus diinformasikan.


E.     PENDEKATAN ORIENTASI PESERTA DIDIK
Ada tiga pendekatan orientasi peserta didik. Pertama, pendekatan yang menitik beratkan pada keaktifan personalia sekolah. Biasanya peserta didik ditempatkan diruangan tertentu untuk diberi informasi lengkap mengenai sesuatu yang perlu diorientasikan. Yang Kedua, pendekatan yang menitik beratkan pada keaktifan peserta didik. Pada umumnya peserta didik diajak mendiskusikan megenai sesuatu yang diperkenalkan. Sedangkan yang ketiga, pendekatan padu yang merupakan paduan dari yang pertama dan kedua.
F.     PENUTUPAN ORIENTASI PESERTA DIDIK
Pekan orientasi peserta didik biasanya diakhiri dengan pertandingan berbagai macam cabang olah raga. Pertandingan dimaksudkan sekaligus mencari bibit-bibit unggul olah ragawan di sekolah tersebut.  Setelah pertandingan seolah raga dilaksanakan, umumnya dilanjutkan dengan kerja bakti atau bakti sosiaal. Dengan cara demikian peserta peserta didik akan merasa memiliki terhadap sekolahnya, sekaligus berada dalam keadaan nyaman ketika hari-hari pertama memperoleh pelajaran.
Di akhir pecan orientasi peserta didik, terutama malam harinya umunya diadakan penutupan pekan orientasi peserta didik. Pada saat acara penutupan demikian, diadakan kegiatan student show atau pertunjukan peserta didik. Maksud diadakan student show demikian adalah :
1.      Mengenal bakat terpendam peserta didik di bidang olah raga dan seni.
2.      Maksud pengenalan atas bakat terpendam tersebut adalah dalam rangka mengambil langkah-langkah pembinaan.
3.      Sebagai salah satu sarana hiburan yang bersifat edukatif.

DAFTAR RUJUKAN
Imron, Ali. 2012. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Tim Dosen AP UPI. 2011. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Imron, Ali. 1994. Manajemen Peserta Didik Jilid 1. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar