A.
Pengertian
Teknik Hubungan Lembaga Masyarakat Pendidikan dan Masyarakat
Teknik hubungan lembaga pendidikan
dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat
dengan tujuan untuk meningkatkan pengertian anggota masyarakat tentang
kebutuhan pendidikan serta untuk mendorong minat dan kerjasama para anggota
masyarakat dalam rangka memperbaiki sekolah Purwanto dalam Benty dan Gunawan
(2015:87). Tanpa bantuan dari masyarakat sebuah lembaga pendidikan tidak dapat
berfungsi dengan baik dan tanpa adanya program yang baik maka sebuah lembaga
pendidikan akan gagal mencapai tujuannya. Oleh sebab itu penggunaan
teknik-teknik dalam menjalin hubungan yang baik antara lebaga pendidikan dan
masyarakat sangatlah diperlukan bukan hanya untuk kepentingan lembaga
pandidikan itu sendiri melaikan juga akan berguna untuk masyarakat.
B.
Tujuan
Penggunaan Teknik-Teknik Hubungan Lembaga Pendidikan dan Masyarakat
Maisyaroh dalam Benty dan Gunawan (2015: 88) menyatakan
bahwa masyarakat perlu membantu penyelenggaraan pendidikan agar kualitas
pertumbuhan dan perkembangan pendidikan dapat dipacu secara cepat dan akhirnya
menghasilkan kualitas kehidupan masyarakat dapat meningkat. Elsbreedalam Tim
Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (dalam Benty dan
Gunawan 2015: 88) mengemukankan beberapa tujuan teknik hubungan lembaga
pendidikan dengan masyarakat, yaitu: (1) meningkatkan pemahaman masyarakat akan
pentingnya pendidikan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, yang di
dalamnya masyarakat demokratis, seyogyanya dapat menjadikan dirinya sebgai
pelopor dan pusat pengembangan bagi perubahan masyarakat di semua bidang
kehidupan masyarakat; (2) mengembangkan antusiasme/semangat saling membantu
anatara sekolah dan masyarakat demi kemajuan kedua belah pihak; (3)
meningkatkan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik; (4) berperan
dalam memahami kebutuhan-kebutuhan masyarakat; (5) mengembangkan
program-program sekolah kearah yang lebih maju; dan (6) mempu menumbuhkan
kreativitas serta dinamika kedua belah pihak, sehingga hubungan antara kedua
belah pihak bisa menjadi lebih aktif dan dinamis.
Hubungan yang baik
antara sekolah dan masyarakat menurut Pidarta dalam Benty dan Gunawan (2015: 88)
akan manghasilkan suatu manfaat, yaitu: (1) pengadaan sarana dan prasarana
lebih mudah karen dana bisa terealisasi dengan adanya kerjasama tersebut; (2)
lebih mudah dalam merecanakan program pengembangan sekolah sesuai dengan
keinginan masyarakat dan kemampuan sekolah; (3) menjalin silahturahmi antara sekoah dan masyarakat agar terjadi kerukunan
sehingga adanya dukungan dari masyarakat; dan (4) dengan adanya dukungan dari
masyarakat program pengembangan sekolah bisa terlaksana melalui kerjasama.
C.
Teknik-Teknik
Penyelenggaraan Hubungan Lembaga Pendidikan dan Masyarakat
Ada banyak teknik yang dapat
digunakan sekolah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
peyelenggaraan pendidikan di sekolah. Penerapan teknik yang berhasil harus
memerlihatkan komitmen masyarakat terhadap pendidikan. Masyarakat perlu
dibangkitakan komitmenya dengan cara menyentuh hati mereka dengan merasa perlu
akan pendidikan, masyarakat membutuhkan pendidikan yang berkualitas. Langkah
awal agar masyarakat merasakan perlunya pendidikan yang berkualitas, perlu
diterapkannya pendekatan budaya, yaitu diupayakan masyarakat mengetahui dan
mengenal pendidikan, meyakini manfaat pendidikan, dan percaya terhadap mutu
pendidikan.
Masyarakat dengan proses ini
diharapkan akan sadar dan paham bahwa pendidikan mutlak diperlukan dalam
meningkatkan taraf hidupmasyarakat itu sendiri. Hymes dalam indrafachrudin (dalam
Benty dan Gunawan 2015:89) menyatakan bahwa teknik penyelenggaraan hubungan
antara lembaga pendidikan dan masyarakat dapat dikelompokkan menjadi empat,
yaitu: (1) group meeting (teknik
pertemuan kelompok); (2) face to face (teknik
tatap muka); (3) observation and
participation (observasi dan partisipasi); dan (4) the written word (surat menyurat dengan berbagai pihak yang dapat
dikaitkan dengan penyelenggaraan pendidikan).
1. Teknik
Pertemuan Kelompok
Tenik
pertemuan kelompok dapat berupa diskusi, seminar, lokakarya, sarasehan, rapat
dan sebagainya. Orang yang dilibatkan dalam pertemuan kelompok adalah guru,
staf tata usaha, tokoh msyarakat, staf dari instansi yang terkait dengan
penyelenggaraan program pendidikan, pengguna lulusan, guru/dosen dari lembaga
pendidikan yang lain, dokter dan sebagainya. Tema yang dibahas bisa berkaitan
dengan kesehatan, penanggulangan kenakalan remaja, peningkatan kemampuan staf
sekolah, optimalisasi perlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
dan juga dikembangkan tema yang menarik sesuai kondisi yang ada.
2. Teknik
Tatap Muka
Teknik
tatap muka dilakukan antara pihak lembaga pendidikan dan masyarakat secara
individual. Pihak lembaga pendidikan dapat berkunjung ke rumah siswa yang
menghadapi masalah. Pihak lembaga pendidikan dapat memanggil orang tua atau
wali siswa yang bermasalah atau siswa yang memiliki kemampuan lebih dan perlu
pembinaan bersama agar kemampuan dapat berkembang secara maksimal. Menurut
Suryosubroto dalam Benty dan Gunawan (2015:90) pertemuan tatap mukaantara pihak
sekolah dan masyarakat dapat diwujudkan dengan melakukan kujungan kerumah-rumah
masyarakat (home visit) dan
memberikan laporan kepada masyarakat mengenai perkembangan anak didiknya (reporting to parent). Diharapkan dengan
teknik ini, akan menciptakan rasa keterbukaan, kebersamaan, serta mempererat
tali silahturahmi antara sekolah dan
masyarakat.
3. Observasi
dan Partisipasi
Observasi
dan partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan pendidikan perlu dilakukan.
Sekolah perlu memberi kesempatan pada masyarakat untuk mengunjungi,
mengobservasi, dan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. Orang tua siswa dapat
mengunjungi sekolah untuk mengobservasi proses belajar siswa dan hasil belajar
siswa.orang tua memiliki keterampilan tertentu dan dapat membantu guru
mengajar. Orang tua didalam hal ini sebagai narasumber pembahasan materi
tertentu. Kemampuan orang tua siswa yang dapat disumbangkan untuk meningkatkan
mutu pembelajaran misalnya kemampuan dalam hal medis, ekonomi, pertanian, peternakan, boga, seni lukis, agama, dan
sebagainya.
a. Orang
Tua sebagai Pengamat (Parents as
Observeri)
Orang tua dalam teknik
ini, mengamati perkembangan anak-anaknya dalam membandingkannya dengan
anak-anak lainnya. Orang tua dengan begitu, akan mengetahui kelebihan dan
kekurangan anaknya. Hal ini dapat membangkitkan langkah-langkah baru.
Langkah-langkah
penyelenggaraan observasi ini adalah: (1) observasi yang baik melalui
persiapan-persiapan yang dapat dijalankan melalui daftar cek, yang memuat
hal-hal yang perlu dijawab dalam rangka observasi; (2) observasi tanpa
persiapan yang dijalankan atas dasar minat dan perhatian orang tua; dan (3)
setelah melakukan observasi, hendaknya diikuti dengan pertemuan individual
untuk menghilangkan hal-hal yang kurang jelas dan salah tafsir.
b. Orang
Tua sebagai Peserta (Parent as
Participant)
Teknik ini adalah
kelanjutan dari teknik kunjungan rumah dan observasi yang kemudian ditingkatkan
dalam kegiatan sekolah. Orang tua dalam teknik ini, diikut sertakan dalam
proses pendidikan, misalnya menjadi narasumber mata pelajaran atau keterampilan
tertentu, baik di dalam maupun di luar kelas.
c. Ibu
Pembantu Kelas (Room Mother)
Indrafachrudin dalam
Benty dan Gunawan (2015:91) menyatakan bahwa ibu pembantu kelas (room mother) adalah perwakilan salah
seorang orang tua peserta didik untuk ikut serta bertugas membantu guru dalam
kelas selama guru itu mengajar peserta didiknya, misalnya mempersiapkan kapur
tulis, absensi, dan sebagainya. Tujuannya ialah sebagai penghubung antara
sekolah dan kelompok orang tua peserta didik tersebut.
4. Surat
Menyurat dengan Berbagai Pihak yang Terkait dengan Penyelenggaraan Pendidikan
Selain
keempat teknik yang telah diuraikan di atas dapat ditambahkan teknik yang
menggunakan alat komunikasi berupa telpon, internet, faksimil, e-mail, dan sebagainya. Teknik ini
diguanakan oleh kebanyakan lembaga pendidikan karena prosesnya cepat,
pelaksanaannya mudah, dan dapat dilakukan sewaktu-waktu. Kelemahannya tidak
semua lembaga pendidikan memiliki alat tersebut karena keterbatasan dana yang
dimiliki lembaga pendidikan.
Semantara
itu Layanan Riset Pendidikan dan Asosiasi Nasional Kepala Pendidikan Dasar
Alexandria dalam Maisyaroh (dalam Benty dan Gunawan 2015:91) merumuskan
berbagai teknik untuk meningkatkan keterlibatan berbagai pihak dalam
menyelenggarakan pendidikan. Teknik yang dimaksut adalah: (1) layanan
masyarakat; (2) program pemanfaatan alumni sekolah; (3)masyarakat sebagai
model; (4) open house; (5) pemberian
kesempatan kepada masyarakat; (6) open
house ; (7) masyarakat sebagai sumber informasi; dan (8) diskusi panel.
a. Layanan
masyarakat
Pihak lembaga
pendidikan mempelajari kebutuhan masyarakat, melihat dan menganalisis apa yang
bisa dilakukan lembaga pendidikan untuk membantu memecahkan masalah dan
memenuhi kebutuhan masyarakat. Melalui kegiatan layanan masyarakat ini maka
lembaga pendidikan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
b. Program
pemanfaatan alumni sekolah
Para senior sekolah (alumni)
dapat dilibatkan dalam kegiatan sekolah, misalnya menjadi pembicaraan dalam
kegiatan seminardi sekolah, keberhasilan dalam menempuh karir dapat
diinformasikan kepada pesertadidik agar bersemangat dalam belajarnya, dapat
menentukan karier, dan meningkatkan kemampuan sehingga bisa sukses seperti
kakak kelasnya yang sudah lulus.
c. Masyarakat
sebagai model
Masyarakat disekitar
sekolah diundang ke sekolah untuk
menjelaskan kepada siswa kiat sukses kehidupannya. Masyarakat menjadi model
pesertadidik di sekolah terutama masyarakat yang telah berhasil dalam
kehidupannya.
d. Open House
Lembaga pendidikan
secara terbuka bersedia diobservasi oleh masyarakat. Masyarakat dapat melihat
secara langsung proses pendidikan dan sarana pendidikan di lembaga pendidikan
ini. Melalui cara ini masyarakat mengetahui apa dan bagaimana penyelenggaraan
pendidikan di lembaga pendidikan.
e. Pemberian
Kesempatan kepada Masyarakat
Lembaga pendidikan
memberi kesempatan kepada masyarakat secara sukarela untuk membantu kegiatan
lembaga pendidikan.
f. Pengiriman
Pembicara
Anggota staf lembaga
pendidikan yang berminat diberi kesempatan untuk mempromosikan program dan
prestasi lembaga pendidikan ke masyarakat penggunaan lulusan atau bisa juga ke
calon siswa yang akan memasuki lembaga pendidikan tersebut.
g. Masyarakat
sebagai Sumber Informasi
Pihak lembaga
pendidikan menanyakan kepada anggota masyarakat tentang isu-isu hangat terkait
dengan pengembanganlembaga, hasilnya dibuat semacam rekomendasi untuk
pengembangan lembaga pendidikan.
h. Diskusi
Panel
Siswa, orang tua siswa,
staf sekolah, dan pekerja yang lain dengan anggota masyarakat mengadakan
pertemuan untuk menindak lanjuti kegiatan lembaga pendidikan agar semua usaha
yang telah dilakukan dapat dirasakan manfaat oleh semua pihak.
Menurut Benty dan Gunawan (2015:93)
sekolah juga dapat menerapkan beberapa teknik dalam hubungan dengan masyarakat
dalam lembaga pendidikan antara lain:
a. Laporan
pada orang tua. Teknik ini maksudnya adalah pihak sekolah memberikan laporan
pada orang tua murid tentang kemajuan-kemajuan, prestasi dan kelemahan anak
didik pada orang tuanya. Orang tua dengan teknik ini, akan memperoleh penilaian
terhadap hasil pekerjaan anaknya, juga terhadap pekerjaan guru-guru di sekolah.
b. Majalah
dan surat kabar sekolah. Majalah sekolah ini diusahakan oleh orang tua dan
guru-guru di sekolah yang diterbitkan setiap bulan sekali. Majalah dan surat
kabar sekolah ini dipimpin oleh orang tua dan guru-guru bahkan alumni termasuk
pula dalam dewan redaksi.isi majalah menjelaskan menjelaskan tentang
kegiatan-kegiatan sekolah, karangan guru-guru, orang tua dan peserta didik,
pengumuman-pengumuman dan sebagainya.
c. Pameran
sekolah. Suatu teknik yang efektif untuk member informasi tentang hasil
kegiatan dan keadaan sekolah pada masyarakat ialah penyelenggaraan pameran
sekolah dengan membuat atau mengatur hasil pekerjaan peserta didik diluar
sekolah atau di sekolah.
d. Open house. Teknik
untuk mempersilahkan masyarakat yang berminat untuk meninjau sekolah serta
mengobservasi kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil pekerjaan peserta didik di
sekolah yang diadakan pada waktu-waktu tertentu, misalnya di akhir tahun
ajaran.
e. Kunjungan
orang tua peserta didik ke sekolah. Orang tua diberi kesempatan untuk melihat
anak-anak mereka belajar di dalam kelas, juga untuk melihat kegiatan-kegiatan
di laboratorum, perlengkapan-perlengkapan, gambar-gambar dan sebagainya,
sehingga mereka memperoleh gambaran yang jelas tentang kehidupan di sekolah.
Setelah itu orang tua diajak berdiskusi dan
mengadakan penilaian.
f. Kunjungan
ke rumah peserta didik. Kunjungan ke rumah orang tua peserta didik merupakan
teknik yang sangat efektif dalam mengadakan hubungan dengan orang tua di rumah
agar dapat mengetahui latar belakang hidup anak-anak.
g. Laporan
tahunan. Laporan ini dibuat oleh kepala sekolah dan diberikan kepada aparat
pendidikan lebih atas. Laporan ini berisi masalah kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh termasuk kurikulum, personalia, anggaran biaya dan sebagainya.
h. Organisasi
perkumpulan alumni. Merupakan suatu hal yang sangat baik untuk diberdayakan
dalam memelihara serta meningkatkan hubungan anatara sekolah dan masyarakat.
i. Kegiatan
ekstrakurikuler. Apabila ada kegiatan ekstrakurikuler yang sudah dianggap
matang untuk dipertunjukkan kepada orang tua peserta didik dan masyarakat,
seperti sepak bola, drama, pramuka, pecinta alam dan sebagainya, maka sangat
tepat sekali kegiatan itu ditampilkan ke dalam masyarakat.
Selain teknik-teknik diatas, terdapat teknik lain. Menurut
Fadilah (2013) (dalam https://fadillawekay.wordpress.com/pendidikan/administrasi-pendidikan/hubungan-sekolah-dan-masyarakat/). Ada sejumlah teknik yang
kiranya dapat diterapkan lembaga pendidikan, teknik-teknik tersebut dapat
dikelompokkan menjadi empat, yaitu teknik tertulis, teknik lisan, dan teknik
peragaan, teknik elektronik.
1. Teknik Tertulis
Hubungan antara sekolah dan
masyarakat dapat dilakukan secara tertulis, cara tertulis yang dapat digunakan
meliputi:
· Buku kecil pada permulaan tahun
ajaran
Buku kecil pada permulaan tahun
ajaran baru ini isinya dijelaskan tentang tata tertib, syarat-syarat
masuk, hari-hari libur, hari-hari efektif. Kemudian buku kecil ini
dibagikan kepada orang tua murid, hal ini biasanya dilaksanakan di taman
kanak-kanak (TK).
· Pamflet
Pamflet merupakan selebaran yang
biasanya berisi tentang sejarah lembaga pendidikan tersebut, staf pengajar,
fasilitas yang tersedia, dan kegiatan belajar. Pamflet ini selain di bagikan ke
wali murid juga bias di sebarkan ke masyarakat umum, selain untuk menumbuhkan
pengertian masyarakat juga sekaligus untuk promosi lembaga.
· Berita kegiatan murid
Berita
ini dapat dibuat sederhana mungkin pada selebaran kertas yang berisi informasi
singkat tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah atu pesantren.
Dengan membacanya orang tua murid mengetahui apa yang terjadi di lembaga
pendidikan tersebut, khususnya kegiatan yang dilakukan murid.
· Catatan berita gembira
Teknik ini sebenarnya mirip dengan
berita kegiatan murid, keduanya sama-sama ditulis dan disebarkan ke orang tua.
Hanya saja catatan berita gembira ini berisi tentang keberhasilan seorang
murid. Berita tersebut ditulis di selebaran kertas dan disampaikan kepada wali
murid atau bahkan disebarkan ke masyarakat.
· Buku kecil tentang cara membimbing
anak
Dalam
rangka menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang tua, kepala sekolah atau
guru dapat membuat sebuah buku kecil yang sederhana yang berisi tentang cara
membimbing anak yang efektif, kemudian buku tersebut diberikan kepada orang tua
murid.
2. Teknik Lisan
Hubungan sekolah dengan masyarakat
dapat juga lisan, yaitu:
·
Kunjungan rumah
Dalam rangka mengadakan hubungan
dengan masyarakat, pihak sekolah dapat mengadakan kunjungan ke rumah wali
murid, warga atupun tokoh masyarakat. Melalui kunjungan rumah ini guru akan
mengetahui masalah anak dirumahnya. Apabila setiap anak diketahui problemnya
secara totalitas, maka program pendidikan akan lebih mudah direncanakan untuk
disesuaikan dengan minatnya.
·
Panggilan orang tua
Selain mengadakan kunjungan ke
rumah, pihak sekolah sesekali juga memanggil orang tua murid datang ke sekolah.
Setelah datang, mereka diberi penjelasan tentang perkembangan pendidikan di
lembaga tersebut. Mereka juga perlu diberi penjelasan khusus tentang
perkembangan pendidikan anaknya.
·
Pertemuan
Dengan teknik ini berarti sekolah
mengundang masyarakat dalam acara pertemuan khusus untuk membicarakan masalah
atau hambatan yang dihadapi sekolah. Pertemuan ini sebaiknya diadakan pada
waktu tertentu yang dapat dihadiri oleh semua pihak yang diundang. Sebelum
pertemuan dimulai acaranya disusun terlebih dahulu. Oleh karena itu, setiap
akan mengadakan pertemuan sebaiknya dibentuk panitia penyelenggara.
3. Teknik Peragaan
Hubungan sekolah dengan masyarakat
dapat dilakukan dengan cara mengundang masyarakat melihat peragaan yang
diselenggarakan sekolah. Peragaan yang diselenggarakan biasanya berupa pameran
keberhasilan murid. Misalkan di TK menampilkan anak-anak bernyanyi, membaca
puisi dan menari. Pada kesempatan itu kepala sekolah atau guru TK tersebut
dapat menyampaikan program-program peningkatan mutu pendidikan dan juga masalah
atau hambatan yang dihadapi dalam merealisasikan program-program itu.
4. Teknik Elektronik
Seiring dengan perkembangan teknologi elektronik maka dalam
mengakrabkan sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat pihak sekolah dapat
menggunakan sarana elektronik, misalkan dengan telpon, televisi, ataupun radio,
sekaligus sebagai sarana untuk promosi pendidikan.
Selain teknik-teknik tersebut,
menurut Maisyaroh dalam Benty dan Gunawan (2015:94) komunikasi yang efektif
dengan masyarakat disekitar sekolah merupakan teknik yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat. Ada beberapa cara yang dapat digunakan
untuk melakukan komunikasi yang efektif dengan masyarakat, yaitu: (1) memberdayakan
orang-orang kunci, yakni orang-orang yang mampu mempengaruhi dan dianut orang
lain, apa yang dikatakan dan dilakukan oleh orang kunci biasanya dipercaya dan
dilaksanakan oleh masyarakat sekitar; (2) warga sekolah yang bersifat terbuka
terhadap saran dan kritik masyarakat, dan sekolah dapat sejalanya, (3)
komunikasi dengan masyarakat perlu dilakukan dengan terus menerus, agar harapan
dan kebutuhan masyarakat dan sekolah dapat sejalan, dan (4) pada saat yang
tepat, pihak sekolah melibatkan masyarakat sekitar untuk berpartisipasi dalam
kegiatan sekolah, misalnya dalam kegiatan olahraga, kesenian, atau pada saat dies natalis sekolah.
1.
Kegiatan
Eksternal
Kegiatan
eksternal ini selalu berhubungan atau ditunjukan kepada masyarakat di luar
warga sekolah. Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan yakni secara langsung
(tatap muka) dan tidak langsung. Kegiatan eksternal tidak langsung adalah
kegiatan berhubungan dengan masyarakat melalui perantaraan media tertentu,
sedangkan kegiatan eksternal dapat juga melalui media.
a. Pameran
Pameran adalah
pertunjukan hasil karya seni atau barang hasil produksi. Kegiatan pameran
merupakan fungsi humas melalui penyelenggaraan pameran atau ekshibisi. Lazimnya
pameran bersifat terbuka untuk masyarakat umum dan kegiatan pameran
dipublikasikan kepada khalayak umum, seperti pada media iklan. Tujuan
penyelenggaraan pameran adalah memperkenalkan suatu produk atau hasil pekerjaan
peserta didik kelas lain. Pameran merupakan media periklanan yang menyentuh
semua pancaindra.
Adapun jenis-jenis
pameran adalah: (1) pameran umum, yakni pameran yang bertujuan untuk
memperkenalkan suatu lembaga pendidikan, produknya, atau suatu hal yang khusus
kepada khalayak umum; (2) pameran dagang, yakni suatu pameran yang khusus bagi
pihak tertentu; (3) pameran luar ruang, yakni berbagai macam pameran produk
yang berukuran besar; (4) pameran keliling, yakni pameran yang diselenggarakan
secara berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya; dan (5)
pameran kecil, yakni hanya diadakan pada sebuah pojok atau sudut toko, beranda,
hotel, atau tempat emperan stasiun dan bandar udara.
Sedangkan karakteristik
khusus pameran adalah: (1) mudah menarik perhatian orang; (2) dilaksanakan pada
waktu yang longgar; (3) ada peuang pertemuan tatap muka; (4) dapat disisipi
kegiatan demonstrasi dan pembagian sampel; dan (5) adanya suasana akrab dalam
pameran. Untuk menyelenggarakan pameran di sekolah, diperlukan persiapan yang
matang, seperti: (1) pembuatan rencana tertulis dengan seksama dan terinci
dalam bentuk proposal kegiatan; (2) pembelian bahan-bahan yang diperlukan untuk
penyelenggaraan kegiatan; (3) penyeleksian, pengaturan, dan pemeliharaan
bahan-bahan pameran; dan (4) pembuatan brosur, buklet, poster, pamflet, gambar,
skema, atau diagram.
b. Seminar
dan koferensi
Guna menunjang
penggunaan berbagai macam media yang diuraikan, adabaiknya jika suatu lembaga
pendidikan menyelenggarakan suatu pertemuan khusus untuk khalayak. Bentuk
pertemuan itu bisa berupa seminar atau konfersipers. Tujuan kegiatan ini
menyampaikan prestasi ke orang-orang tertentu.
c. Open house
Open
house adalah sebuah ketika seseorang,
instansi, atau lembaga mengundang masyarakat tertentu untuk meninjau keadaan
atau kegiatan yang sedang diselenggarakan misalnya peninjau gedung baru.
d. Tari,
sandiwara, wayang, ketoprak, dan seni tradisiona lainnya
Kesenian tradisional
ini dapat didengar melalui radio, ditonton melalui televisi, maupun dapat
disaksikan secara langsung di panggung pertunjukan. Kadang-kadang sekolah
mengundang para pemain wayang dan ketoprak untuk pentas di sekolah, mislanya
dalam rangka mencari dana pembangunan gedung atau sekedar memeriahkan acara
tutup tahun ajaran.
e. Laporan
Wali kelas wajib
melaporkan prestasi belajar peserta didik melalui raport. Kemudian, raport
tersebut diteruskan kepada orang tua peserta didik agar mereka mengetahui
prestasi belajar putra-putri mereka. Peserta didik kelas akhir, mislanya
diwajibkan melakukan kerja nyatadi suatu instansi atau perusahaan. Kemudian,
hasil praktik kerja disajikan dalam bentuk laporan tertulis, mislanya disajikan
dalam bentuk makalah atau paper.
f. Pakaian
seragam
Setiap sekolah memiliki
seragam sekolah. Jika terdapat sekolah yang tidak mematuhi peraturan tentang
pakaian seragam, berarti sekolah tersebut tidak disiplin. Oleh karena itu, guru
mestinya mengenakan pakaian seragam agar peserta didik mengikuti jejak guru.
g. Company profile
(profil lembaga pendidikan)
Merupakan buku yang memberikan
informasi tentang profil dari lembaga pendidikan. Daftar isi dari company profile, adalah: (1) pendahuluan;
(2) kata pengantar atau sambutan dari kepala seklah; (3) historis dan struktur
organisasi lembaga pendidikan; (4) produk barang atau jasa yang ditampilkan;
(5) kinerja dan manajemen pendidikan; (6) nilai aset yang dimiliki lembaga
pendidikan; (7) pengembangan pendidikan serta sumber daya manusia; (8) prospek
dan tantangan yang dihadapi lembaga pendidikan saat sekarang dan di masa yang
akan datang; dan (9) daftar kantor cabang, alamat, atau telepon.
h. Special event (kegiatan
khusus dalam humas)
Kegiatan spesial event merupakan program kerja
dan pelaksanaan kegiatan humas dalam memberikan informasi secara langsung
(tatap muka) yang dapat dikemas dalam bentuk suatu media humas, baik untuk
mewakili sekolah maupun tentang pengenalan dan pengetahuan tentang sekolah atau
mengenai pelayanan yang dapat diberikan kepada pihak masyrakat sebagai khalayak
sasaran. Bentuk kegiatan spesial event
misalnya acara festival musik siswa yang diselenggarakan bekerjasama dengan
stasiun televisi, pameran yang dilaksanakan saat memeriahkan hari ulang tahun
sekolah, open house dengan sekolah
mengundang masyarakat dan/atau sekolah lain untuk mengunjungi lembaga
pendidikan yang bersangkutan.
i. Pertemuan
dan musyawarah
Pertemuan dan
musyawarah dapat diselenggarakan secara intern, misalnya kepala sekolah dengan
guru, kepala sekolah dengan pegawai tata usaha, atau kepala sekolah dengan
peserta didik. Namun pertemuan dan musyawarah dapat bersifat ekstern dan
mengikutsertakan pihak luar, seperti pemuka masyarakat, organisasi sosial, dan
orang tua peserta didik, yang bersangkut paut dengan peserta didik.
j. Kunjungan
kerumah (home visit)
Kunjungan kerumah
lazimnya dilakukan oleh para guru dengan berkunjung ke rumah orang tua peserta
didik (wali), misalnya untuk mengetahui seluk-beluk peserta didik. Apakah anak
tergolong pemalas, sering bolos, atau untuk mengetahui hal-hal lainnya? Apakah
anak kurang perhatian dari orang tua ataukah pengaruh lingkungan lain? Untuk
mengetahui hal itu, maka guru, wali kelas, atau kepala sekolah dapat mengetahui
dari orang tua peserta didik agar orang tua turut membantu menyelesaikan
masalah yang sedang dihadapi peserta didik. Hal-hal seperti itu dapat ditempuh
dengan cara home visit.
k. Pawai
atau karnaval
Sekolah dapat melakukan
kegiatan pawai atau karnaval. Karnaval adalah sekelompok orang yang diatur
sedemikian rupa sehingga tampak serasi dan enak dipandang. Secara langsung atau
tidak langsung, sebenarnya karnaval merupakan sebuah pameran, misalnya peserta
didik menyumbangkan kelompok drum band
dalam karnaval peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
Sekolah dengan menampilkan kelompok drum
band peserta didik berarti telah berupaya membangun citra dan nama baik
sekolah terhadap masyakarat. Salah satu keuntungan media karnaval adalah
mengundang banyak penonton dari berbagai lapisan masyarakat.
2.
Kegiatan
Internal
Kegiatan
internal merupakan pubisitas ke dalam dan sasarannya tidak lain dalah warga
sekolah yang bersangkutan, yakni para guru, tenaga tata usaha dan seluruh
siswa. Kegiatan internal bertujuan untuk: (1) memberi kebijakan tentang
kebijakan penyelenggaraan, situasi, dan perkembangan sekolah; (2) menampung
sraan-saran dan pendapat-pendapat dari warga sekolah dalam hubungannya dengan
pembinaan dan pengembangan warga sekolah; dan (3) dapat memelihara hubungan
yang harmonis dan terciptanya kerja sama antara warga sekolah sendiri. Berikut
ini diuraikan beberapa jenis kegiatan internal yang lazim digunakan para
praktisi humas di lembaga pendidikan.
a. Diskusi
Diskusi merupakan
pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah tertentu yang
dihadapi sekolah dan masyarakat, terutama berkaitan upaya pengembangan
kemampuan siswa, pembinaan sikap siswa, dan sebagai wahana menyamakan persepsi
antara sekolah dan masyarakat. Diskusi dapat berbentuk panel atau musyawarah.
b. Film
Sekolah daam hal ini
memutarkan film yang bersifat edukatif. Film-film yang bermanfaat bagi siswa,
antara lain film sejarah, pelaksanaan pendidikan di negara maju, kegiatan
transmigrasi, kehidupan di kota, dan pengaruh narkotika. Peserta didik melalui
media film, diharapkan menyadari pentingnya film yang bernapaskan pendidikan.
c. Tanya
jawab dan wawancara
Lazimnya bimbingan di
sekolah dilaksanakan melalui tanya jawab dengan guru pembimbing. Setiap tanya
jawab harus memberikan kesan tertentu, baik bagi peserta didik maupun
pembimbing. Agar tanya jawab dapat berhasil dengan baik, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah: persiapan, pembukaan, penetapan tujuan, penciptaan
hubungan, memberikan bantuan kepada anak untuk berbicara, pengakhiran tanya
jawab, dan perencanaan tindak lanjut.
d. Papan
informasi
Papan informasi adalah
tempat menempelkan pengumuman, terkait pelaksanaan kegiatan di lembaga
pendidikan dan sosialisasi kebijakan pimpinan di lembaga pendidikan secara
tertulis, seperti edaran atau sebagianya (Nasution dalam Benty dan Gunawa,
2015:100). Bentuk papan informasi hendaknya empat persegi panjang dan ukurannya
disesuaikan dengan tempat, sedangkan bahannya disesuikan dengan dana.
e. Papan
foto
Papan foto untuk
menempel foto-foto kegiatan dilingkungan unit kerja lembaga pendidikan yang
didokumentasikan staf humas. Papan foto hendaknya memiliki pintu dari kaca agar
foto-foto tersebut tidak mudah diambil, bentuknya bisa bersegi empat atau empat
persegi panjang. Foto-foto yang dipajang sebaiknya diberi keterangan di bawah
masing-masing foto agar lebih menarik dilihat. Orang yang melihat bisa
mengetahui momen foto tersebut. Foto yang ditampilkan hendaknya masih aktual
dan apabila sudah lebih dari dua minggu bisa diganti lagi dengan foto-foto
baru. Orang cenderung suka melihat foto daripada tulisan yang dibuat oleh
sekolah, sehingga foto yang ditampilkan harus dipilih dengan baik.
f. Kotak
saran
Dibuat untuk memperoleh
dan menampung berbagai masukan dan saran dari para tenaga pengajar, peserta
didik, dan karyawan tentang kebijakan lembaga pendidikan yang telah berjalan.
Humas dapat menempatkan sejumlah kotak saran di tempat-tempat tertentu yang
berada di lingkungan lembaga pendidikan. Selain itu kotak saran sebaiknya
diletakkan pada tempat-tempat yang strategis mudah dilihat orang dan tempat
banyak orang berkumpul.
g. Stasiun
radio sendiri
Stasiun radio tepat
sebagai media hubungan pimpinan dengan staf. Sangant strategis menyampaikan
informasi tentang kebijakan lembaga, program yang akan dilaksanakan, serta
rubrik-rubrik siaran yang terkait dengan kegiatan dan membina hubungan yang
harmonis antara pimpinan dengan staf atau sesama staf. Stasiun radio di sekoah
biasanya dikelola oleh peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
maupun anggota OSIS, sehingga agar lebih aktual, perlu ada kerjasama antara
humas dengan pengelola radio siswa, agar para staf humas bisa mengisi rubrik
melalui media radio tersebut untuk lebih mengenalkan proses pendidikan, kegiatan
peserta didik, dan kebijakan pendidikan.
h. Komunikasi
tatap muka
Komunikasi tatap muka
merupakan media interpersonal antara pimpinan (pihak humas) dengan para tenaga
kependidikan, tenaga pendidik dan peserta didik. Misalnya ceramah, rapat
bulanan, atau rapat koordinasi.
i. Acara
kekeluargaan
Berbagai kegiatan dan
acara tidak resmi, seperti arisan keluarga dan rekreasi atau piknik seluruh
karyawan beserta anggota keluarganya. Tujuannya meningkatkan dan membina
hubungan harmonis antara sesama warga sekolah dan refresing atau menghilangkan capek akibat beban kerja rutin setiap
harinya. Hal ini sejalan dengan konsep human
relation.
j. Klub
sosial
Lazimnya pada lembaga
pendidikan yang mapan, terdapat klub-klub sosial yang dilengkapi dengan brbagai
fasilitas. Secara berkala klub sosial semacam itu perlu mengadakan berbagai
acara, termasuk mensponsori aneka ragam kegiatan sosial, antara lain guna
mempererat hubungan antara pihak pimpinan dengan para anggotanya, guru, dan
peserta didik.
k. Literatur
pengenalan atau informasi
Literatur pengenalan
adalah berbagai macam naskah, materi atau buklet yang berisikan riwayat singkat
lembaga pendidikan dengan bagan-bagan, struktur manajemen, dan aneka hal
penting lainnya yang harus diketahui para pegawai baru (Nasution dalam Benty dan
Gunawan, 2015:102). Lazimnya para pegawai baru diberikan buku-buku yang
berkaitan dengan profil lembaga, agar mereka lebih mengetaui, memahami lembaga,
sehingga diharapkan setelah memahami profil lembaga, mereka dapat bekerja
dengan baik dan sesuai dengan budaya dan tujuan lembaga.
l. Jaringan
telepon internal
Melalui telepon setiap
staf di lembaga pendidikan dapat menyampaikan gagasannya mengenai berbagai hal.
Kebiasaan pemikiran dan penyampaian ide-ide baru bisa dirangsang melalui penyediaan
paket intensif. Misalnya bagi seorang pegawai yang memberikan banyak ide
peningkatan efisiensi.
Menurut Suryosubroto
(dalam Benty & Gunawan, 2015:114) menyatakan bahwa sekolah dalam menjalin kerjasama dengan
masyarakat dapat menggunakan berbagai jenis media cetak dan elektronik.
Penggunaan jenis-jenis tersebut tentunya disesuaikan dengan sasaran khalayak,
artinya jenis media cetak dan elektronik mana yang dipakai disesuaikan dengan
karakteristik khalayak yang dituju, misalnya kondisi sosial budaya masyarakat,
tingkat ekonomi masyarakat, dan tingkat pendidikan masyarakat sasaran. Hal
bertujuan agar jenis media yang dipakai nantinya tepat sasaran, informasi yang
ada di dalamnya pun tersampai
1.
Jenis-Jenis
Media Cetak
Adapun media cetak yang dapat digunakan untuk
sekolah untuk menjalin hubungan dengan masyarakat dapat berupa:
a.
Majalah
Menurut Suryosubroto
dalam
Benty & Gunawan (2015:115) menyatakan
bahwa
penerbitan majalah sangat
penting terutama bagi para pegawai dilingkungan suatu lembaga beserta
keluarganya dan bagi masyarakat umum. Selain itu, isi majalah yang diterbitkan
haruslahn relevan dengan kepentingan pembaca dan harus berdasarkan materi yang
layak diketahui oleh pembaca. Contohnya majalah di sekolah.
b.
Surat
kabar
Menurut Suryosubroto (2012:33) (dalam Benty &
Gunawan, 2015: 115) menyatakan bahwa akhir-akhir ini perkembangan dunia persuratan
kabaran mencapai kualitas yang sangat penting sebagai media komunikasi yang paling
efektif.Pengaruh surat kabar terhadap khalayak pembaca
sangat sulit diletakkan karena hubungan antara surat kabar dan khalayak pembaca
semakin erat. Bhkan, dapat dikatakan bahwa surat kabar sudah menjadi kebutuhan
setiap orang.
c. Iklan
Menurut Suryosubroto (2012:34) (dalam Benty &
Gunawan, 2015: 115) menyatakan bahwa lembaga pendidikan banyak memanfaatkan iklan
untuk kepentingan tertentu seperti memperkenalkan lembaga tersebut kepada
masyarakat luas. Iklan dapat disebarkan melalui surat kabar, majalah, radio,
televisi, bioskop, dan sebagainya. Iklan sangat penting bagi mereka yang
membutuhkannya. Sektor pendidikan juga sering mengumumkan sesuatu melalui
iklan, misalnya iklan kursus akutansi dan kursus bahasa inggris bagi para
siswa.
d.
Buletin
Menurut Suryosubroto (2012:44) (dalam Benty & Gunawan, 2015: 115) menyatakan bahwa salah satu media komunikasi visual yang terdiri atas kumpulan
lembaran sehingga berwujud buku, yang dikumpulkan secara teratur dan sistematis
oleh suatu organisasi atau instansi. Buletin
disekolah merupakan terbitan sekolah yang dikelola oleh kepala sekolah,guru,
karyawan dan siswa di sekolah bersangkutan. Buletin sekolah dapat diterbitan
secara berkala,bulanan, atau triwulan. Materi yang disajikan dalam buletin,
terutama dalam hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan sekolah atau sesuatu
yang membawa nama baik sekolah.
e.
Stiker
dan Kalender
Stiker yang berisikan pesan-pesan singkat dan
promosi tentang sekolah dan poster-poster menarik dan merupakan media yang
sangat efektif untuk digunakan sebagai media penyebaran informasi. Kalender
sekolah dibuat untuk media sekolah juga yang jangka waktunya paling lama (12
bulan). Kalender berisi visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah. Selain itu
kalender sekolah juga menampilkan berbagai foto kegiatan yang pernah
dilaksanakan oleh sekolah dan foto tentang prestasi yang pernah diraih oleh
sekolah.
f.
Poster
Menurut Suryosubroto (2012:34) (dalam Benty &
Gunawan, 2015: 116) menyatakan bahwa media poster sebagai media penyebaran informasi
akan sangat efektif untuk mencapai khayalak sasaran melalui distribusi dan
penempatan yang sangat fleksibel. Poster dapat ditempatkan ditengah-tengah
masyarakat seperti pasar, balai desa, bahkan dapat diberikan langsung
kerumah-rumah sasaran, serta tempat-tempat lainnya. Poster menurut Suryosubroto
(2012:34) dapat ditempelkan d tempat-tempat yamg mudah dijangkau oleh pembaca.
g.
Pamflet
Merupakan selebaran yang biasanya berisi tentang
sejarah lembaga pendidikan tersebut, staf pengajar, fasilitas yang tersedia,
dan kegiatan belajar. Pamflet ini selain dibagikan kepada wali murid, juga bisa
disebarkan kepada masyarakat umum, yakni untuk menumbuhkan pengertian
masyarakat juga sekaligus untuk promosi lembaga. Kegiatan humas melalui bantuan
media yang dilakuakn oleh sekolah, berarti sekolah ikut pula memegang fungsi
informasi, edukasi, rekreasi, dan persuasi bagi masyarakat umumnya.
h.
Papan
pengumuman dan Reklame
Menurut Suryosubroto (2012:34) (dalam Benty &
Gunawan, 2015: 116) menyatakan bahwa papan pengumuman banyak digunakan di
kampus-kampus, sekolah-sekolah, dan instansi-instansi. Kejadian sehari-hari,
berita penting, foto-foto kejadian, dan lain-lain yang ditempelkan pada papan
pengumuman dapat dengan mudah diketahui dan dibaca oleh semua orang. Reklame merupakan alat
atau media yang sangat efisien dalam kegiatan hubungan masyarakat. Di batas
atau di dalam sebuah kota sering terlihat reklame yang berisi kalimat imabauan
yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Lazimnya reklame digunakan oleh sekolah
pada saat penerimaan siswa baru.
i.
Brosur
Adalah tertiban tidak berkala yang dapat terdiri
dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait denga terbitan lain, dan
selesai dalam sekali terbit.Halamannya sering dijadikan satu (stapler, benang,
atau kawat), biasanya memiliki sampul, tidak menggunakan jilid keras. Terbitan
tidak berkala, lengkap (dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit 5
halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, di luar perhitungan sampul.
j. Leaflet
Leaflet adalah lembaran kertas berukuran kecil mengandung pesan tercetak
untuk disebafkan kepada umum sebagai informasi mengenai suatu hal atau
peristiwa. Digunakan
sekolah untuk mempromosikan sekolah atau memberi informasi kepada masyarakat
dengan cara menyebarkan pesan tercetak kepada masyarakat umum.
k. Siaran Pers
Adalah sebuah tulisan ataupun rekaman yang
ditujukan langsung pada media massa dengan tujuan untuk mengumunkan sesuatu
yang memiliki nilai berita agar dipublikasikan dimedia massa.
l.
Booklet adalah media komunikasi massa yang bertujuan
untuk menyampaikan pesan yang bersifat promosi, anjuran, larangan-larangan
kepada khalayak massa dan berbentuk cetakan.
m.
Spanduk adalah media promosi yang cukup populeer
belakanganini karena harganya yang murah dan proses pengerjaannya yang cepat.
n.
Baliho Adalah suatu sasaran atau media berpromosi yang
mempunyai unsur memberitakan informasi event atau kegiatan yang berhubungan
dengan masyarakat luas, selain itu baliho juga digunakan untuk mengiklankan
suatu produk baru .
o.
Banneradalah salah satu media promosi yang dicetak dengan printdigital
yang umumnya berbentuk potrait atau vertikal. Banner adalah bentuk
penyerderhanaan dari baliho.
2.
Jenis-Jenis
Media Elektronik
Menurut
Suryosubroto (2012: 36) (dalam Benty & Gunawan, 2015: 118) menyatakan bahwa
berikut ini akan diuraikan
jenis-jenis media cetak yang dapat digunakan oleh sekolah:
a. Televisi
Berhasil
tidaknya menggunakan televisi sebagai media publisitas dsekolah tergantung pada
program yang telah disiapkan sebelumnya. Di dalam program yang disusun hal-hal
atau pokok-pokok yang akan disajikan kepada penonton. Oleh karena itu
penyebaran informasi melalui TV
memerlukan persiapan yang lebih cermat dari pada penyebaran informasi melalui
radio sebab tingkat pembicara dilihat oleh publik sehingga perlu diperhatikan
nada cara berbicara, pakaian serasi, serat gerak dan sikap yang sopan.
b. Radio
Menurut Suryosubroto
(2012: 37) (dalam Benty & Gunawan, 2015: 119) menyatakan bahwa media massa yang penting yang mampu menjangkau
publik yang luas.Radio merupakan salah satu media efektif dalam
humas karena radio dapat menggugah hati pendengar di seluruh pelosok tanah air.
c. Pers
Menurut Nasution (2010:106) (dalam Benty & Gunawan, 2015: 119)
menyatakan bahwa ada banyak teknik yang dapat
digunakan sekolah untuk berhubungan dengan pers yaitu: (1) membuat siaran pers,
(2) konferensi pers atau temu pers, (3) wawancara khusus, (4) perjalanan pers(5)
sponsor lomba jurnalistik, (6) mengunjungi kantor pers dan,
(7) menjalin hubungan dengan pers dalam bentuk lain.
Adapun media sosial yang
dapat digunakan oleh sekolah untuk kegiatan humas pendidikan adalah:Email merupakan singkatan dari electronic mail, kirim-mengirim surat
melalui jalur internet. Facebookadalah sebuah situs web yang para penggunanya dapat menambah profil dengan foto,
kontak, ataupun informasi personil lainnya dan dapat bergabung dalam komunitas
untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan pengguna lainnya.
Twitter adalah sebuah situs web yang dimiliki dan
dioperasikan oleh Twitter Inc yang menawarkan jejaring sosial berupa mikroblog
(bentuk blog yang memungkinkan penggunanya untuk menulis teks). Linemerupakan aplikasi
pengirim pesan instan gratis yang dapat digunakan pada berbagai platform, seperti telepon cerdas,
tablet, dan komputer. Blog (web blog) adalah
bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai
posting) pada sebuah halaman web umum.Website adalah suatu halaman
web yang saling berhubungan yang umumnya berada pada peladen yang sama berisikan kumpulan informasi yang disediakan
secara perorangan, kelompok, atau organisasi. BlackBerry Messenger (BBM), cara menggunakan BBM dengan penghubung
nomor PIN yang juga eksklusif dimiliki masing-masing perangkat BlackBerry.WhatsApp adalah aplikasi pesan untuk smartphone dengan basic mirip BBM.
D.
Hambatan-Hambatan
Teknik Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Pidarta dalam Benty dan Gunawan
(2015:103) menyatakan dalam menjalin hubungan antara sekolah dan masyarakat
pastinya tidak selalu berjalan dengan lancar seperti apa yang diharapkan,
tentunya ada beberapa kendala mendasar yang juga sangat berdampak pada
keharmonisan hubungan tersebut, sehingga hubungan antara sekolah dan masyarakat
menjadi tidak lancar dan kendalanya adalah: (1) Kurangnya pemahaman masyarakat
tentang pendidikan dan juga pemahaman warga sekolah tentang apa dan bagaimana
seharusnya pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat dibangun; dan (2)
Kurangnya komunikasi antara warga sekolah dan warga masyarakat sehingga
tercipta komunikasi satu arah antara sekolah dan warga masyarakat/ wali murid
dan pada akhirnya sekolah tidak tahu keinginan masyarakat tetapi memaksakan
keinginannya pada masyarakat/ wali murid.Sekolah dalam hal ini harus mengetahui
hambatan-hambatan tersebut untuk meminimalisasi pengaruh yang negatif terhadap
upaya pengembangan sekolah.
Kenyataan membuktikan bahwa
hubungan sekolah dengan masyarakat tidak selalu berjalan dengan baik. Berbagai
kendala yang sering ditemukan antara lain yaitu komunikasi yang terhambatan dan
tidak profesional, tindak lanjut program yang tidak lancar, dan pengawasan yang
tidak terstruktur. Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut, beberapa hal bisa
menjadi alternatif ialah adanya laporan berkala mengenai berbagai kegiatan
sekolah serta keuangannya, diadakannya berbagai kegiatan sekolah serta
keuangannya, dan diadakan kegiatan yang mengakrapkan seperti open house, kunjungan timbal balik, dan
program kegiatan bersama seperti pentas seni atau perpisahan.
Casino Games - MapyRO
BalasHapusFind Casinos in Las Vegas, NV 구미 출장안마 near Hard Rock Hotel 제천 출장안마 & 울산광역 출장마사지 Casino, Las 양산 출장마사지 Vegas. 서산 출장샵 Casino NamePhoneOpening HoursPhone: 3131 South Las Vegas Boulevard South,